Pernahkah kau duduk di suatu siang dan memandang langit biru di angkasa? Pernahkah kau berlari sambil menatap ke depan memandang birunya langit yang memayungi langkah-langkahmu? Atau pernahkah kau di suatu waktu berdiri dan tersenyum manis memandang garis-garis awan yang bergumpal membentuk suatu pola di angkasa? Kemudian kau berkata kepadanya; “hai langit hari ini kau tampak cerah sekali, sepertinya kau tak mengisyaratkan hujan kepada awan yang beterbangan”.
Senang menatapmu kembali, merasakan hangatnya mentari yang bersinar malu-malu. Tujuh hari, satu minggu, kau bersembunyi dibalik awan. Dan pakaianku di jemuran belum kering. Tapi hari ini bersama langit biru dan awan putih akhirnya kau memberanikan diri untuk menyinari bumi kami.
Hari ini aku masih berdiri dibawah kaki langit yang biru, memandang penuh pada gumpalan awan yang menari, merasakan hembusan angin yang meniup-niup wajahku. Kutatap sekali lagi langit biru itu, ia diam, tak bergeming sedikit pun. Ia bahkan tak peduli lagi, karena mungkin besok kita jumpa lagi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
bukan aku tak menyukai langit yang biru,
namun rinai hujan terkadang jauh lebih menyenangkan.
gemericik tetesan nya bagai simfoni yg mengagumkan.
bulir-bulir air yang berjatuhan pun seperti mengajak ku menari bersama nya :)
hahaha.. :D
anyway, thanks comment nya di tulisan-tulisan @jinggaPagi yang di muat di @postCinta :D
salam kenal :)
-jinggapagi-
Post a Comment