Kita lupa saat-saat menunggu hasil foto dicuci, berkumpul dan membahas foto demi foto. Tertawa melihat wajah yg tertutup jari.
Kita lupa bahwa selembar foto itu amat berarti. Bukan sekedar kumpulan file di komputer.
Kita lupa bahwa kita kehilangan tawa yang dulu selalu ada di setiap meja makan.
Kita lupa bahwa kita kehilangan kehangatan yang dulu selalu terpancar di ruang keluarga.
Kita lupa bahwa kita kehilangan cerita yang selalu menjadi pengantar sebelum tidur.
Kita lupa. Kalau dulu kita bisa duduk berbicara berjam-jam tanpa sekalipun melirik hape. Kita kecanduan dan merasa baik-baik saja.
Kita lupa bahwa terkadang teknologi yang menghubungkan kita semua malah menjauhkan kita.
Kita lupa bahwa dalam kotak elektronik itu kita adalah raja dimana kata-katamu diulang tanpa henti dan dipuja-puja. Di dunia nyata kita adalah orang biasa yang memegang kotak elektronik.
Kita lupa bahwa di kotak elektronik itu kita hanya bisa berkata sebanyak 140 karakter saja.
Dan ketika tanpa teknologi itu kita seperti kehilangan akal.
Dan ketika kita menyangkal bahwa obrolan, kehangatan, tawa, cerita itu masih ada.
Dan ketika kita tak bisa menjelaskannya.
PUISI: Kita Lupa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment