Daripada memusingkan masalah yang menghampiri kita hari ini.
Kupikir ada baiknya bila merenungkan hal-hal bahagia yang pernah kita lewati. Mengambil
jarak diantara cela waktu yang sempit, menghela nafas sambil berpikir sejenak. Apakah kau masih ingat apa saja pencapaian gemilang
yang sudah kau raih tahun ini?
Sesekali menengok ke belakang tak ada salahnya. Mengoreksi kesalahan
yang telah dilakukan sebagai bahan ajar untuk proses perbaikan diri. Mengingat prestasi
yang pernah diraih dan berpikir bagaimana caranya untuk meningkatkan prestasi
yang lebih baik lagi.
Satu tahun itu terasa singkat sekali, kawan. Yang dulunya
masih anak-anak, eh tau-tau sudah punya anak. Yang dulu masih bisa bersenda
gurau dengan kita, kini sudah pergi untuk selamanya. Pertemuan dengan orang
kita kenal, kini dijawab dengan perpisahan. Rentang masa satu tahun itu seperti
tak cukup untuk menjelaskan semua hal yang pernah dilewati.
Waktu cepat sekali berputarnya. Dan saat ini, aku berdiri
dipenghujung tahun yang dipenuhi dengan rinai hujan, biru yang sering
bersembunyi dibalik gelapnya awan dan pelangi enggan untuk bertemu.
Aku sering sekali mendengar, membaca dan berjalan di
sekeliling orang yang suka sekali menjadikan awal tahun sebagai resolusi
terbaru, meletakkan sebuah harapan pada angka 1 januari. Tak ada yang salah
memang. Harapan-harapan itu memang selalu harus dijaga untuk mewarnai hari
kita. Tapi tidak bagiku, aku lebih suka meletakkan harapan, impian itu dalam
hati, menggenggamnya erat-erat dan
bertekad penuh untuk mewujudkannya. Cukup
tekadkan dalam hati, lalu lihatlah apa yang akan terjadi. Apa bedanya akhir
tahun dan awal tahun jika kita hanya menatap pagi yang datang dengan tatapan
kosong, hampa tanpa ada harapan.
Tak perlu menunggu hingga awal tahun untuk mewujudkan mimpi
atau meletakkan harapan pada dentang jam 12:00 tepat. Kenapa masih suka menunda impian besar hingga nanti jika bisa dilakukan
saat ini? Penundaan itu menunjukkan bahwa kita tak sungguh-sungguh untuk
mewujudkan impian itu.
Baiklah, sekedar bernostalgia agar kita bisa bernafas lega
dan tersenyum bangga. Mungkin kau bisa mencontoh hal yang kulakukan saat ini.
Ya, benar sekali. Menuliskan semua hal yang kau pikir sebuah peristiwa
fenomenal/prestasi hingga hal yang tak terlupakan dari awal tahun hingga hari
ini. Langsung saja!
Januari:
-
Hadirnya sepeda biru, teman setia yang mengantar
saya pergi-pulang kerja
-
Naik pangkat jadi Senior Operator di tempat
kerja sejak hadirnya banyak pegawai baru. Gaji naik juga gak ya? Hehe..
-
Ide nulis novel lahir, lalu lebih giat lagi
nulisnya.
Mei:
-
Ujian kuliah semester 2 dimulai. Sibuknya jadi
anak kuliah.
Juni:
-
Berkunjung
ke sekolah, setelah 3 tahun tak lagi menginjakkan kaki di dalamnya. Silaturahmi
dengan bapak-ibu guru, sekalian legalisasi ijazah sekolah.
Juli:
-
Impian pengen pasang box di motor kesayangan
akhir kesampaian juga. Si-BYSON tambah seksi sejak dipasang box. Setiap pulang
ke rumah, box selalu terisi penuh dengan banyak makanan masakan khas Emak, :p
-
Jadi, anak bujang kudu bantu beres-beres rumah,
terutama saat kemarau. Juga kebagian jatah buat nguras sumur, capeknya.
Agustus:
-
Seperti tahun sebelumnya, menikmati buka puasa
dan sahur di tempat kerja.
-
Ulang tahun yang ke-17 tahun, eh salah. Maksudku
yang ke-21 bro, 8)
-
Tahun ini akhirnya dapat jatah cuti, dikasih
ijin oleh si Kapten. Akhirnya bisa juga kumpul bareng keluarga saat lebaran. :)
-
Untuk pertama kalinya dapat kado spesial dari “Stroberrie”,
ya, kado ulang tahun. Terima kasih, kadomu masih tersimpan dengan baik.
Oktober:
-
Kesehatan badan tumbang terserang demam, 3 hari
terbaring sakit.
-
Angsuran motor kesayangan lunas.
-
Peluncuran perdana novel “Sang Koki Listrik”. Gak
kebayang sebelumnya bisa nulis satu novel. Alhamdulillah.
November:
-
Pemberian satu eksemplar novel kepada
Perpustakaan Kota Lahat, sebagai dedikasi kepada kota kelahiran.
-
Ujian kuliah semester 3 dimulai. Jadi anak
kuliah selalu penuh warna! Semangat!
Desember:
-
Kesehatan badan tumbang lagi, 4 hari terserang
demam. Sungguh memilukan.
-
Pemahaman yang baik itu datang, memutuskan untuk
tidak berpacaran. Melepaskan apa yang kuyakini sebagai kekasih sejati. Merelakannya
pergi dan percaya bila berjodoh dia akan kembali dengan cara baik dan terhormat.
:’)
-
Menyibukkan diri, belajar lebih giat, bekerja
lebih tekun, dan meletakkan harapan besar untuk bisa menyelesaikan novel
dwilogi “Sang Koki Listrik” tahun depan. Semoga tercapai. Aamiin.
Nah, itu saja pencapaian yang bisa kuraih tahun ini. Semoga
apa yang kau raih lebih gemilang dari milikku. Dan kita berharap semoga hari
esok kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, bertambah ganteng/cantik
hatinya, selalu menjadi kebanggan orang tua, keluarga dan sahabat, gemilang
prestasinya. Aamiin. ;)
0 comments:
Post a Comment