Kalian
masih ingat sebuah sinetron komedi Office
Boy (OB) yang disiarkan di RCTI tahun 2006 lalu? Nah, jika kalian masih
ingat maka disana seorang tokoh Pak Taka seorang manajer yang galak dan suka
memberi hukuman fisik pada karyawannya. Bahkan Pak Taka pun tak segan-segan
memberi mereka hukuman potongan gaji pada Gusti dan Hendra, jika salah satu
dari mereka terlibat pertengkaran atau melakukan kesalahan. “Saya potong gaji
kamu 20% bulan depan”. Begitulah kata-kata Pak Taka yang masih saya ingat.
Saya
tidak suka menonton sinetron tapi ada pengecualian untuk sinetron komedi yang
satu ini. Sitkom ini menjadi tontonan favorit di rumah kami, suasana keluarga
kami menjadi lebih hangat tatkala tertawa bersama menyaksikan adegan lucu
mereka. Terutama ketika menyaksikan ulah kocak Sayuti dan Mail yang dikerjai
oleh Sa’Odah ketika disuruh membelikan makanan.
Itu
dulu beberapa tahun yang lalu, saya tidak persis ingat kapan terakhir menonton
sitkom itu. Sebab waktu menggiring saya untuk fokus pada pelajaran di sekolah
dan lambat laun melupakannya. Dulu, saya berpikir hukuman potong gaji adalah
hal biasa yang mungkin harus dialami oleh beberapa pekerja kantoran jika
melakukan kesalahan. Lalu saya pun tertawa ketika Pak Taka memberi hukuman
potong gaji pada Gusti sebesar 20%. Ya, saya nyengir kuda melihat ekspresi
Gusti yang cemas bila gajinya dipotong.
Dan
hari ini, saya sadar bahwa hukuman potong gaji terasa berat apalagi jika
potongannya besar. Sebab nilai potong gaji berbanding lurus dengan kesalahan
yang telah diperbuat. Sebagai seorang karyawan muda yang bekerja di pembangkit
listrik saya juga pernah merasakan ‘hukuman potong gaji’ seperti karena
terlambat datang bekerja, melakukan kesalahan, nilai ujian rendah dan masih
banyak contoh lainnya.
Saya
pikir, hukuman potong gaji itu bertujuan untuk menyadarkan kita agar berusaha
dan bekerja lebih baik lagi. Berusaha untuk tidak melakukan kesalahan yang sama
dikemudian hari. Tapi itu adil kawan, sebab pada beberapa situasi di tempat
saya bekerja juga memberikan bonus kepada para karyawann apabila melakukan
sesuatu yang dinilai ‘baik’, seperti: menemukan peralatan yang rusak lalu
melaporkannya, menemukan titik api lalu memadamkannya, melakukan penyelamatan
alat, pemeriksaan yang baik. Karena bonus dan potong gaji inilah yang membuat
persaingan dalam bekerja terasa lebih ‘sehat’.
Setidaknya
jika kalian tidak mendapatkan bonus, janganlah melakukan kesalahan bodoh yang
berujung dengan pemotongan gaji. Akan lebih baik lagi jika kita bekerja dengan
hati, melakukan yang terbaik, mudah-mudahan rejeki bonus akan diberi dan rejeki
tak harus selalu berbentuk uang, bukan?. :)
0 comments:
Post a Comment