Ada cerita
unik pada bulan ketiga saat saya baru pertama kali membeli si ‘kuda besi’. Ceritanya
begini, saat mengalami perjalanan dalam pulang ke rumah ban motor masuk ke
dalam lubang yang cukup lebar. Kejadian itu tak bisa terelakan oleh kecepatan
tempuh yang kencang. Sialnya, setelah kejadian itu velg motor belakang bengkok.
Keesokan harinya, dengan perasaan yang sedikit kecewa bercampur dengan rasa
sesal karena motor kesayangan terluka saya melepas ban motor dari rangkanya.
Dengan
alat seadanya akhirnya velg tersebut lepas dari rangka. Lalu saya membawanya ke
bengkel press terkenal di kota saya. Disanalah, velg itu di-press dengan
tekanan kuat yang membuat velg menjadi presisi kembali. Tak butuh waktu lama,
satu jam kemudian velg motor saya kembali seperti semula. Hati saya senang
sekali.
Tiba
di rumah, saya harus memasang ulang kembali. Memasangkan ban pada velg lalu setelah
lengkap saya pasangkan pada lengan ayun motor. Saat pemasangan, saya bingung
posisi beberapa baut dan mur. Saya sudah mencoba beberapa kali, tapi masih saja
‘ada satu baut yang lebih’. Aku berkali-kali menggaruk kepala. Berpikir ulang
posisi baut dan mur yang benar sembari mengingat posisi saat sebelum
membongkar.
“Bagaimana
mungkin ada satu baut yang lebih pada satu alat yang baru saja dibongkar?”. Ujar
dalam hati, sambil berpikir ulang.
Ternyata
kejadian seperti ini terjadi juga. Seperti kata guru sekolah saya dulu:
“Anak STM tidak boleh kelebihan baut, ketika
memasang alat semua baut harus terpasang pada posisinya. Jika ada yang
berlebih, itu tidak benar”.
Semacam
kutukan karena ketidakteletian dalam bekerja. Aku menepuk jidat. Menggeleng-geleng
kepala, akhirnya kejadian juga ‘seorang tamatan STM mengalami kelebihan baut’. Aku
duduk sejenak, menenangkan diri sembari terus berpikir. Lalu saya memutuskan
untuk sholat ashar. Sudah lewat tiga puluh menit sejak pertama kali adzan
berkumandang.
Dan keajaiban
terjadi ketika saya selesai sholat, saya baru ingat bahwa saat membongkar velg
itu ada beberapa foto yang sempat kuabadikan. Nah, disitulah akhirnya dengan
hasil foto kamera digital saya memperbesar foto itu. Disana terlihat dengan
jelas susunan baut yang benar. Aku menghela nafas lega.
Tak menunggu
lama, velg itu akhirnya terpasang pada lengan ayun dengan sempurna. Aku tersenyum
lega. Kau tahu, karena satu buah baut itu aku harus merelakan waktu seratus dua
puluh menit bekerja lebih lama, karena satu buah baut itu waktu untuk bermain
bersama teman-teman hilang sudah dan karena satu buah baut itu pula akhirnya
aku tahu bahwa hal yang kecil sangat mempunyai peranan penting.
“Apakah
kau pernah mendengar berita bahwa sebuah pesawat mengalami delay berjam-jam
karena kehilangan sebuah baut?”. Itulah contoh betapa hebatnya peranan ‘hal
kecil’. Satu baut yang hilang itu sangat berharga, bahkan bisa membahayakan
banyak nyawa penumpang.
Begitu
pula dengan profesi, jabatan, pekerjaan kita. Semua orang memang harus
mempunyai peranan berbeda dalam berbagai jenis pekerjaan. Ada yang harus yang
jadi guru, dokter, tentara, sastrawan, ahli fisika, astronomi, psikologi dan
lain-lain. Walaupun kenyataannya hidup hanya memberi kita bagian dari pekerjaan
yang kecil, berbesar hatilah, kawan! Karena kita adalah bagian kecil yang terpenting
bagi semesta. Berbahagialah, kawan! Karena kita adalah baut kecil terpenting
pada sebuah bangunan yang besar. Tersenyumlah, kawan! Karena hidup amatlah indah
ketika kita mensyukurinya. :)
0 comments:
Post a Comment