Kami adalah keluarga terbesar. Tak terbilang sudah berapa
banyak anggota keluarga yang tersebar, ada yang di Sumatera Selatan, Jakarta, Bandung,
Jepang bahkan Amerika. Waktu masih kecil
saya sempat bingung saat bertemu dengan anggota keluarga lain apalagi saat itu
mereka memanggil saya dengan sebutan “Om” bahkan “Kakek kecil” katanya. Oh tidak,
saya benar-benar tak mengerti.
Hingga kini saat beranjak dewasa, perjalanan bertemu dengan anggota
keluarga banyak kutemui. Barulah kusadari bahwa mereka adalah keponakan yang
lucu. Dikarenakan Ayah saya adalah bungsu dari beberapa saudara maka dari itu
anggota keluarga lain memanggil saya dengan sebutan “Om kecil” atau “Kakek
kecil”. 8)
Beberapa bulan lalu saya agak terkejut dengan berita yang
menyatakan bahwa salah satu anggota keluarga kami akan melangsungkan acara
pernikahan. Aku tercengang. Wah, keponakan saya akan segera menikah? Lantas kalo
keponakan saya mempunyai anak dia akan memanggil saya apa? “Kakek kecil” lagi? :D
sebenarnya agak sedikit geli mendengarnya, namun itulah yang disebut dengan “Silsilah
Keluarga”. :)
Sekarang umur saya sudah beranjak dewasa, setidaknya jika
keponakan-keponakan lain memanggilku dengan sebutan “Om”, saya tidak merasa canggung
lagi. Memang, mempunyai banyak keponakan selalu menyenangkan, kita bisa bermain
layaknya anak kecil, hmm seperti mengulang waktu saat saya masih kecil. Walau kadangkala
ada juga saat-saat rewelnya, ketika ia bermain lalu menangis tiba-tiba, atau
mengompol saat kugendong. :D namun tak apa, keponakan adalah anggota keluarga yang
berharga.
Kehadiran mereka selalu menjadi daya tarik tersendiri saat kumpul
keluarga, berlari-lari, tertawa, terjatuh, menangis. Duh, sepertinya saya bakal
kangen lagi dengan mereka. :)
0 comments:
Post a Comment