Pages

EXAM? Bring It On!

What do you think, when someone said “exam”? did exam scared you? Or maybe you have something special feeling when hear that word? Well, yeah I’m gonna tell you about my last exam.


Second semester of university is ended by last exam. I’m not attend an exam like other college in other university because the place which exam is far from my work place so I must through a hundred kilometers by bike just for attend it. I took a holiday and change shift with my workmate. The exam is divided into to days, in different week, first and second week.


This is second semester of my examination in this year, actually I felt little bit nervous to face it. But fortunately “when there is will there is a way”. So I just fill the answer, focus and did my best. What about the result? Oh come on, I don’t know about the result yet. The university will noticed us one month later. So, what I’m gonna do next? Just waiting while enjoying my holiday time for two months, hehe..isn’t awesome right? =D


Don’t regret when you see the result of your exam’s score is low. Do you know “what you have is what you did”. If you have a perseverance, a good preparation before exam, I believe you will get good score. So guys, keep study well. Happy fire! ;)

Review Buku: Madre-Dewi 'Dee' Lestari

Madre (Kumpulan Cerita)Madre by Dee


"Madre" adalah buku pertama yang saya beli dengan uang hasil kerja sendiri, :D Adonan biang? Roti? Dapur masak? Pertama kali baca "Madre" saya pikir buku ini bercerita tentang seorang Ibu dan ternyata setelah saya baca lebih dalam "Madre" adalah adonan biang roti milik sebuah keluarga pemilik toko roti ternama yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kisah unik tentang pemuda ahli waris tunggal "Madre" yang harus menyelamatkan nasib pabrik roti tersebut. Di buku ini juga, ada beberapa cerita lain dan kumpulan puisi karya Dee Lestari. Selamat menikmati. :)

View all my reviews

Review Buku: Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah-Tere Liye

Kau, Aku & Sepucuk Angpau MerahKau, Aku & Sepucuk Angpau Merah by Tere Liye


Ini bukan kisah cinta biasa, pertama kali baca judul novel ini aku sudah tertarik untuk segera membaca cerita novelnya hingga selesai.

Kisah cinta yang sederhana namun mempunyai banyak makna dan hikmah yang tersirat, aku pun berharap bisa menjadi pribadi seperti Borno, bujang yang berhati paling lurus di sepanjang aliran sungai Kapuas.

Kisah cinta yang unik disertai dengan cerita jenaka dan pesan cinta Pak Tua membuat aku sadar akan apa arti cinta itu sendiri. Hei kawan, kau tidak akan menyesal setelah membaca kisah cinta di novel ini. ;)

View all my reviews

Review Buku: Ayahku (Bukan) Pembohong-Tere Liye

Ayahku (Bukan) PembohongAyahku (Bukan) Pembohong by Tere Liye


Novel ini bukan sekedar cerita biasa, novel ini banyak memberikan nasihat lewat barisan kata, lewat cerita. Saat baca novel ini, jadi saya ingat akan kesederhanaan sosok Ayah. Sudah saatnya kita harus memperkuat rasa kasih sayang kepada orang tua, ayo berlarilah peluk Ayah dan Bunda sekarang juga! :)

View all my reviews

“00:29”

Telat datang ke sekolah mungkin setiap orang sudah mengalaminya, terkurung di jalan karena hujan deras, jalanan macet atau bangun kesiangan. Namun bagaimana ceritanya kalau seorang Operator Listrik seperti saya telat masuk kerja?

Ceritanya begini. Malam itu aku masih asyik melihat teman-teman bermain bola kaki di lapangan hijau seberang asrama, tak seperti malam biasa yang sepi. Malam itu terlihat ramai sekali, beberapa karyawan ada juga yang bermain bola basket disamping lapangan bola. Aku tak ada niat untuk bermain bola, tengah malam nanti aku harus masuk kerja. Takut kalau terlalu capek hingga nanti tak bisa bangun tengah malam. Jadi aku sibuk sendiri dengan digicam, mencoba mencari beberapa angle terbuka untuk koleksi album photo. Rasa kantuk pelan-pelan menerpa. Aku kembali ke asrama, tidur 1 hingga 2 jam saja mungkin tak apa, pikirku. 


Rasa kantuk menguasai mata begitu cepatnya, aku sudah tertidur 2 jam lamanya. Alarm ponsel terdengar jelas di telinga tepat pukul 23:35, aku hiraukan begitu saja. Dua kali, tiga kali snooze ponsel berbunyi. Hingga bunyi terakhir terdengar berbeda, aku ingat betul itu adalah nada panggilan masuk. Kuangkat saja. “Hallo?”
“Dimana kak?”
“Masih di kamar, kenapa?” jawabku ketus.
“Naaaaaa..” dia tertawa lalu memutus panggilan.


Aku sedikit heran, aku tak mempedulikannya. Kutarik lagi selimut, kupeluk lagi guling. Namun otakku masih berpikir, “aneh saja jika pukul 00:29 si Irsan menelponku lalu menyeringai, ada apa sebenarnya?” Aku bertanya.


Aku masih belum sadar. Hingga akhirnya saat aku pejamkan mata lagi. Aku seketika sadar, mataku terbelalak. Aku melompat segera dari kasur, membasuh muka, memakai pakaian kerja dan helm, memasang sepatu lalu berlari ke lantai bawah asrama. Mulai mengayuh sepeda.


“Alamak, lima menit berlalu sejak panggilan telpon dan aku baru sadar kalau malam ini aku dinas malam. Keterlaluan!” Ucapku.
Kukayuh lebih kencang lagi pedal sepedaku. Sesampainya di Control Room, kapten shiftku sudah berdiri tegak di ujung tangga, tersenyum ramah. Aku tak membalas senyumannya, aku berkata
“I’m late Sir. You can cut my salary”.
Dia mengangguk sambil tersenyum. Ini pengalamanku telat masuk kerja yang pertama setelah dua tahun bekerja disini, aku telat lima menit empat puluh detik. Tak apalah, lain kali aku harus lebih waspada saat dinas malam lagi. Jangan telat lagi. Whoooaaa, memalukan sekali, walau sudah dibangunkan lewat panggilan ponsel aku pun tidak menyadarinya dengan segera, terlalu -_-


Tapi tenang kawan, terlambat seperti ini tak terlalu parah jika dibanding dengan Irsan yang dulu pernah harus terlambat satu jam karena hujan dan macet, kalau memang harus telat, maka telatlah dengan sewajarnya ya jangan seperti saya! Telat saya luar biasa. Hahaa.. =D