Pages

Movie Review: BRAVE

Ini ketiga kalinya saya menonton film di bioskop, 3D lagi. Wah, keren sekali. Film animasi hasil karya Pixar Production, BRAVE.

Begini, Film ini menceritakan tentang anak gadis kecil yang beranjak dewasa, Merida. Ayahnya adalah seorang raja, Fergus namanya, saat kecil Merida dihadiahi sebuah busur panah lalu saat acara keluarga seekor beruang besar menyerang mereka. Merida dan Ibunya (Ratu Elinor) menyelematkan diri saat beruang besar itu menyerang.

Raja Fergus bertarung menaklukan sang beruang, beruang itupun berhasil ditaklukan namun kaki kiri Raja Fergus harus hilang setelah diserang beruang tersebut.

Beberapa tahun kemudian, Merida sudah menjadi gadis dewasa dengan sifat tomboy. Keahlian memanahnya pun tidak diragukan lagi. Masalah muncul saat orang tua Merida mengatur perjodohannya dengan anak para Raja dari negeri seberang. Merida menolak mentah-mentah usul tersebut namun akhirnya Merida menyetujui untuk mengadakan sayembara memanah.

Merida kian tak dapat menahan perasaan bahwa sebetulnya dia tak siap dengan perjodohan itu. Ia akhirnya bertengkar dengan sang Ratu. Dia berlari ke hutan, menenangkan diri. Saat itulah Merida menyaksikan sebuah roh api yang menuntunnya menuju seorang Penyihir tua.

Merida meminta penyihir tua untuk membuat ramuan agar Ratu Elinor segera menghentikan perjodohan tersebut. Namun apa yang terjadi, ketika Ratu Elinor memakan roti dari penyihir seketika sang Ratu berubah menjadi Beruang besar. Hal itu amat membuat kaget sang Ratu, begitu pula Merida.

Akhirnya Merida harus mengajak Ratu keluar dari dari Istana tanpa sepengetahuan Raja Fergus dan yang lainnya untuk menemui penyihir, meminta mantera untuk mengembalikan bentuk semula.

Disinilah, adegan-adegan yang kerennya, apalagi ditambah animasi 3D yang bikin deg-degan pokoknya. Hmmm, sampe sini aja saya cerita kalo mau cerita lengkapnya segerabeli tiketnya lalu ke bioskop terdekat :D . Saya jamin, gak nyesel deh. ;)

"Jakabaring"

Ini adalah pekan yang menyenangkan, ceritanya begini. Libur shift kali ini kuhabiskan untuk mengunjungi teman-temanku yang berada di Palembang. Masih setia dengan si seksi BYSON, kami berdua menapaki jalanan kota Palembang.


Enam bulan terakhir ini yang pertama kalinya aku ke Palembang, maklum sibuk kerja. Namun apa salahnya untuk memberikan self reward pada diri yang sudah bekerja keras? Menyantap makanan berbeda, berjalan-jalan ke tempat yang belum dikunjungi. Sore hari, kami bertiga (Aku, Danu dan Dody) mengunjungi stadion bola di daerah Jakabaring. Jujur ini pertama kalinya saya kesini (malu saya :D ), bandingkan dengan teman-teman lain yang hampir tiap sore bisa jalan-jalan kesini?


Kami mengunjungi beberapa tempat seperti Aquatic Center, Football Field, dan akhirnya kami mengunjungi sebuah danau yang tepat berada di seberang Shooting Range area. Ah, menyenangkan sekali, menikmati deburan air danau yang bergemericik ditiup angin, serasa lepas semua duka dalam dada, kekecewaan menghilang terbang ke udara.


Momen yang seperti ini selalu berharga. Percayalah, teman adalah segalanya. Jangan pernah melupakan mereka. :)

“Mari tersenyum! :) ”

Tersenyum adalah hal yang paling mudah kita lakukan, tersenyum disaat bahagia, senang ataupun duka. Senyum adalah ibadah. Senyum adalah hal yang menguatkan kita. Senyum dapat membuat orang lain bahagia karenanya. Dan senyum itu mudah sekali untuk dilakukan. Cukup tarik bagian pipi ke atas lalu naikkan bibir, ya kau sudah melakukannya. Senyum. :)


Kesulitan yang kita hadapi, persoalan dan masalah yang datang tak kunjung henti terkadang membuat sebagian kita lupa untuk tersenyum pada diri sendiri. Tersenyumlah, bahkan pada saat dunia tak tersenyum padamu, setidaknya kau masih bisa melihat seseorang yang tersenyum di cermin. 


Apa susahnya untuk tersenyum? Tersenyumlah dan berbahagialah. 


Duhai, janganlah bersedih hati untuk hal-hal sepele, galau karena hal-hal kecil, resah, banyak pikiran. Ayolah, tetap berpikiran positif. Karena kalaupun kita merasa kita ini tidak penting, tidak diingat orang lagi, tidak diperhatikan, sesungguhnya kita selalu penting dan adalah semesta kehidupan bagi orang tua kita, bagi kakak-adik kita, bagi teman-teman terbaik kita. 


Nah, ayo tersenyum, :)

"SMK BISA!"

Jadi, tiga hari yang lalu saya dan keponakan bersama-sama mengunjungi sekolah (SMK) lagi, bukan untuk belajar atau menghadiri ujian nasional tapi menemani si Irsan untuk me-legalisasi ijazahnya. Tiga tahun sudah tak lagi menginjakkan kaki di sekolah tercinta. Ah, saya jadi mewek saat pertama kali melangkahkan kaki di gerbang utama sekolah.


Tiga tahun terasa hanya sekejap mata. Tiga tahun tak terasa saat lulus dari sekolah. Bangunan-bangunan sekolah seperti aula, kantor, ruang belajar, taman hijau, bengkel praktik, dan mesin-mesin sudah tertata rapi. Jalan di lingkungan sekolah sudah diaspal. Amat jauh berbeda seperti waktu aku masih belajar disana. Kini siswa-siswi sudah memiliki laptop masing-masing, keren sekali. Kau tahu, tiga tahun lalu boro-boro ada laptop, PC Pentium 4 pun hanya tersedia 20 unit itu pun harus bergantian dengan ratusan siswa lainnya. Wireless kini sudah terpasang di setiap sudut sekolah, kaya akses internet! Saya iri sekali melihatnya.




Pembangunan gedung baru juga sedang dilaksanakan, kejuruan baru sudah diadakan seperti teknik mesin las, teknik konstruksi kayu, batu beton, tambang dan komputer jaringan.

Berjalan-jalan di lingkungan sekolah sambil mengambil beberapa foto adalah hal yang tak pernah saya lewatkan setiap melakukan perjalanan. Apalagi ke sekolah tercinta. Saya juga bertemu dengan beberapa guru senior saya saat masih belajar, sengaja untuk menyempatkan diri berfoto bersama Wali kelas saya, Pak Supriyadi.

Lama duduk di kursi tunggu, ijazah Irsan akhirnya selesai di-legalisasi. Kami berdua pamit dengan para guru. Dua jam itu terasa cepat sekali. Hari itu matahari bersinar amat cerah, menyinari kami yang sebentar lagi berangkat ke tempat kerja di kota berbeda.




Rasa senang, bangga dan iri menjadi satu terhadap perkembangan sekolah yang maju begitu pesat. Semoga para adik kelas saya saat ini bisa memanfaatkan kemajuan sekolah dan teknologi dengan sebaiknya. Ayo SMK BISA! ;)

Go Blogger!

Ide ini sebetulnya sudah lama sekali bersemayam dalam kepala dan hari ini Alhamdulillah, dengan segala puji syukur pada-Nya. Impian saya terkabul juga.


Sejak menjadi anggota Blogger 2 tahun lalu, saya sudah ingin sekali membuat sebuah kaos yang bergambarkan saya, dengan desain /motif yang saya buat sendiri. Alhasil, ide tersebut tertuang dalam pikiran saya saja.


Dengan inisiatif yang tinggi, akhirnya saya memesan online, untuk membuat kaos sesuai dengan desain. Walau pada awalnya kekecewaan harus saya terima, karena hasil akhirnya jauh panggang dari api. Dan, taraaaa..akhirnya saya bertemu dengan provider/industry garmen yang memang bisa mencetak kaos sesuai dengan keinginan.


Tak menunggu lama, satu minggu saja kaos yang saya inginkan akhirnya tiba di rumah. :)

PUISI: Kita Lupa

Kita lupa saat-saat menunggu hasil foto dicuci, berkumpul dan membahas foto demi foto. Tertawa melihat wajah yg tertutup jari.

Kita lupa bahwa selembar foto itu amat berarti. Bukan sekedar kumpulan file di komputer.

Kita lupa bahwa kita kehilangan tawa yang dulu selalu ada di setiap meja makan.

Kita lupa bahwa kita kehilangan kehangatan yang dulu selalu terpancar di ruang keluarga.

Kita lupa bahwa kita kehilangan cerita yang selalu menjadi pengantar sebelum tidur.

Kita lupa. Kalau dulu kita bisa duduk berbicara berjam-jam tanpa sekalipun melirik hape. Kita kecanduan dan merasa baik-baik saja. 

Kita lupa bahwa terkadang teknologi yang menghubungkan kita semua malah menjauhkan kita. 

Kita lupa bahwa dalam kotak elektronik itu kita adalah raja dimana kata-katamu diulang tanpa henti dan dipuja-puja. Di dunia nyata kita adalah orang biasa yang memegang kotak elektronik. 

Kita lupa bahwa di kotak elektronik itu kita hanya bisa berkata sebanyak 140 karakter saja. 

Dan ketika tanpa teknologi itu kita seperti kehilangan akal. 

Dan ketika kita menyangkal bahwa obrolan, kehangatan, tawa, cerita itu masih ada.

Dan ketika kita tak bisa menjelaskannya.

“1-2-3”

Adalah Irsan, keponakan saya. Kalo dipanggil menggunakan bahasa Mandarin, panggilannya yi-er-san yang artinya 1-2-3. Keponakan yang satu ini baru saja saya kenal setelah dia masuk kerja di perusahaan yang sama.

Cerita ini dimulai awal tahun lalu ketika saya menjadi Trainer mereka. Ceritanya begini, selepas kembali dari negeri seberang. Perusahaan kami menerima karyawan baru, diantara karyawan tersebut salah satu diantara mereka adalah “Irsan”, Emak bilang “Irsan” adalah masih keponakan. Kalau ditelusur via silsilah keluarga, silsilahnya panjang sekali. Dia anak yang cerdas, suka ngeles, baik hati dan rajin beribadah. Mulai dari training fisik, mental dan skill dijalani sudah. Saya bangga menjadi Oom-nya.


Singkat cerita, Irsan kini sudah menjadi staff tetap, di departemen dan grup yang sama pula dengan saya. Dan mulai awal bulan ini, dia sedang dididik untuk menjadi operator di Control Room, seperti biasa saya juga menjadi trainernya.


Bulan ini sepertinya dia harus menerima tekanan yang lebih kuat dari biasanya, karena bekerja di Control Room tak hanya mengurus peralatan dan diri sendiri, namun disini dia harus terbiasa menerima perintah, laporan, memberi perintah, menerima laporan, mengawasi semua sistim, dan semua staff dibawah komandonya. Terus berjuang keponakanku. ;)

“Dare to be different!”

Hari ini adalah tanggal “2 Juni”, awal bulan yang menyenangkan. Tak peduli apa artinya “2”, namun setiap hari-hari yang kulalui selalu memberi kisah tersendiri. Aku tertunduk malu pada bulan merah jambu yang menggantung di kolong langit, menatap pada tiap inchi tubuh, memperhatikan lapisan kulit, tangan, kaki dan bagian lain. Oh, anggota tubuhku masih lengkap dan aku sehat.


Menyaksikan pergantian siang-malam saat orang lain terlelap tidur adalah rutinitasku sejak mengikuti kerja shift yang sudah berjalan dua tahun lebih. Matahari terbit, matahari terbenam, bintang dan bulan adalah fenomena yang menakjubkan. Aku masih ingat saat masih duduk di bangku sekolah, aku bahkan harus sudah di tempat tidur pukul sepuluh malam. Bapak selalu menyuruhku untuk segera tidur setelah belajar atau menyelesaikan pekerjaan rumah.


Dan kini, lihatlah pola tidurku sudah tak sama dengan orang normal lainnya dan benar-benar berbeda dengan diriku dulu yang sudah di tempat tidur pukul sepuluh malam. Begitu juga dengan rutinitas kerja, saat orang lain sibuk dengan pekerjaannya masing-masing aku menikmati liburan. Dan saat orang lain libur, aku bekerja. “Aku berbeda”.


Dulu, Aku tak pernah jauh-jauh pergi dari rumah, hanya sebatas dalam kota, pergi ke rumah keponakan yang bahkan jaraknya hanya sejauh sepuluh menit naik ojeg. Namun, lihatlah saat sudah tiba waktunya, aku bahkan meninggalkan rumah amat jauh dari apa yang pernah kubayangkan sebelumnya. Cina, sebuah negeri tempat dimana pencapaian diri dan semangat hidupku diuji. Bergumul dengan perasaan, cinta, cita, rindu rumah, bahagia, kecewa, dan semangat bercampur aduk menjadi satu.


“Nomaden” adalah kata yang tepat untuk seorang bujang sepertiku. Selalu berpindah-pindah, antara kota tempat aku bekerja dan rumah. Kehadiranku kini tak menentu, aku hanya datang kepada orang-orang yang menginginkan kehadiranku, menantikan kehadiranku, berbeda sekali dengan waktu itu. Dimana waktu tersedia dengan luas dan banyaknya sehingga aku pun bisa bertemu dengan siapa pun yang ingin kujumpa. Kini waktuku amat terbatas, aku harus lihai mengelola waktu yang sempit untuk diriku dan orang-orang yang merindukan kehadiranku. “Aku berbeda”.


Perbedaan yang terjadi padaku saat ini adalah anugerah, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menikmatinya. Itu adalah aku. Dan hanya orang-orang yang mengerti dan menghormati diriku saja yang menganggap kehadiranku berharga. “Aku berani berbeda”.