Pages

Kapan nikah?

Musim hujan tahun ini seperti pertanda bahwa akan ada banyak pernikahan yang dilangsungkan. Ada empat hingga lima undangan pernikahan yang saya terima dari akhir tahun lalu hingga saat ini.

“Ini undangan pernikahan saya, datang ya!”. Kira-kira begitulah kata-kata yang mereka ucapkan ketika memberikan undangan itu kepada saya.

Ya, ya, ya sangat senang sekali mendapat undangan seperti itu. paling tidak, saya bisa menjadi fotografer sukarela atau tukang ngabisin makanan..hahaa.. :D  tapi hei! Kadang celoteh rekan kerja juga membisikkan pertanyaan yang bikin “nyesek”.

“Tuh liat, si fulan sudah menikah Gus, kapan kau nyusul?”. Saya hanya nyengir kuda, tak menjawab apa-apa.

Beberapa teman kerja sudah memutuskan untuk menikah, hingga saat ini ada sekitar 7 rekan kerja saya yang sudah menikah. Saya acungkan jempol bagi mereka. Merekalah orang yang pemberani, gentleman dan mapan. Menikah itu lebih baik daripada pacaran. Daripada dihabiskan waktu untuk pacaran, buang-buang duit, beli kado ini-itu, kan lebih baik kalo ditabung dan kalo udah siap bawa ke pelaminan. Simple kan?! MENIKAH LEBIH BAIK!

Tapi kalo ditanya apakah saya sudah siap? TENTU SAJA. TENTU SAJA BELUM. Saya belum siap menikah. Ada masih baanyaaaaaak hal yang harus saya siapkan, ada ratusan tempat yang belum saya kunjungi sebelum mengakhiri masa lajang, ada ribuan hikmah yang harus saya pahami. Dan masih ada jutaan hal yang harus saya pelajari sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah. Urus diri sendiri saja belum becus, apalagi mau urus anak gadis orang! :D ya gak?!

Setiap orang punya persepsi masing-masing tentang ‘menikah’. Dan saya menghormati setiap keputusan yang mereka ambil. Asal kalian tahu, usia saya masih sebesar jagung dibanding jagad waktu. Masih banyak hal yang harus saya gapai, masih banyak mimpi-mimpi yang harus saya wujudkan.

Dan kalo bicara tentang pendamping hidup, istri idaman atau jodoh saya belum bisa berkata dan berkomentar banyak. Saya lebih suka mendengarkan. Tapi yang saya tahu, kunci utama pembuka jodoh adalah dengan terus memperbaiki diri. Nah, yang masa mudanya dihabiskan untuk pacaran, beli kado ini-itu untuk kekasih, pasang foto dua-duan di fb, twitter, bbm dan sebagainya, nonton bioskop, pegang-pegangan tangan, jalan berduaan. Sudah hentikanlah. Putuskan saja! Ada banyak hal produktif yang harusnya dilakukan saat ini.

Tepat akhir tahun lalu, saya sudah memutuskan hubungan dengan kekasih saya, Stroberrie. Saya memutuskan untuk tidak berpacaran. Iya, saya putuskan dia. Hal itu saya lakukan karena saya sayang dengannya, saya tak ingin mengotori sesuatu yang belum menjadi hak saya seutuhnya. Saya malu pada Tuhan. Nanti, kalo saya sudah siap dan waktunya sudah tiba, saya langsung lamar saja. Kalo memang dia memang jodoh saya yang disiapkan oleh Tuhan, nanti kami ketemu lagi kok. “Kalo gak ketemu lagi?” ya berarti bukan jodoh dan saya yakin Tuhan akan mengganti dengan yang lebih baik lagi.

Selagi menunggu, sekarang saya sedang menyibukkan dan memperbaiki diri, belajar lebih banyak, bekerja lebih giat. Berkumpul dengan orang alim, mendengarkan cerita orang bijak, memuliakan orang tua, keluarga dan tetap terus mencoba untuk menjadi bujang yang baik. Saya yakin akan janji Allah swt yang dituliskan dalam kitab QS: An-Nur-26: “…Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik”.

Jadi, kapan nikah? Emm..may, may be yes, may be no! :D

0 comments:

Post a Comment