Pages

Balonku ada 5

Coba ingat-ingat kembali lirik lagu yang satu ini. Lagu saat kita masih kanak-kanak dulu. Saya yakin, kita masih ingat benar dengan lagu yang satu ini, mungkin sudah dijadikan lagu favorit saat masih duduk di bangku TK/SD dulu. Liriknya begini:

Balonku ada lima

Rupa-rupa warnanya

Merah, kuning, kelabu, merah muda dan biru

Meletus balon hijau

DOOOR!

Hatiku sangat kacau

Balonku tinggal empat, kupegang erat-erat



See? “ Merah, kuning, kelabu, merah muda dan biru”, coba hitung ada berapa balon? Ya 5 saja. Pada bait ke-4 “Meletus balon hijau”. Oh come on, there’s no green balloon! Dan kemudian hatinya pun jadi kacau karena balonnya tinggal 4.  :D

Hahaa.. :D saya geli sendiri kalau lagi dengar keponakan saya nyanyi lagu ini. Ya, meski nadanya indah dan enak didengar menurut saya lirik lagu ini penuh kebohongan. Kalau suatu saat ada keponakan yang tanya kenapa? Sebaiknya jelaskan saja. Jangan pernah ajarkan kebohongan pada anak kecil, sekecil apapun itu. Nah, giliran kita yang dewasa untuk mendidik para generasi muda, tunas bangsa yang baru saja hendak tumbuh berkembang  itu menjadi generasi penerus yang baik, generasi yang hebat yang nantinya akan menjadi sebuah pohon dengan daun rindang yang memayungi banyak orang.

Masih seputar lagu anak-anak. Jujur saja, ketika saya masih kecil saya lebih suka menyanyikan lagu “Naik-naik ke puncak gunung”. Meski waktu itu saya sangat susah untuk menghafal liriknya, tapi saya senang untuk menyanyikannya meski liriknya harus diganti "laa..laa..laaa.. atau naa..naaa..naaa.." Ah, ternyata saya baru sadar kalau masa kecil itu cepat sekali berlalunya. :)

Dulu saat saya masih kecil, kupikir menjadi besar dan tumbuh dewasa itu sulit. Bahkan saya tak mau untuk menjadi besar dan dewasa. Terlalu banyak masalah, pola pikirnya panjang sekali dan lain-lain.  dan sekarang, seiring perputaran masa dan pertukaran waktu akhirnya waktu sendirilah yang menjawab semuanya. Tumbuh besar adalah suatu siklus kehidupan dan dewasa adalah suatu pilihan. Umur saya saat ini bukanlah angka yang kecil lagi, sudah sepantasnya memantaskan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Belajar dan bekerja lebih giat, meraih impian dengan semua keterbatasan yang ada, dan tetap melangkah meski harus merangkak!

Ingatlah kawan, masa kecil itu amatlah singkat. Bermain bersama teman-teman, bermanja-manja dengan orang tua semua itu adalah momen yang amat berharga. Masa muda adalah masa yang amat berharga, ketika semua impian tertanam dibenak jiwa, ketika darah bergejolak penuh semangat. Masa tuamu adalah hasil cerminan dari masa mudamu. Jika kita ingin memiliki masa tua yang indah, maka indahkanlah masa muda dengan banyak hal positif, belajar, bekerja, berbagi, banyak mendengar dan menerima nasihat-nasihat yang baik dari orang bijak. Memang, pada akhirnya manusia akan menjadi tua dan renta lalu mati. Namun, akankah lebih baik ketika suatu saat nanti kita mati, orang-orang yang kita tinggalkan mengenang kita sebagai seorang pribadi yang baik? Hidup itu amat berharga kawan, lebih berharga dari apa yang kau duga sebelumnya. Semoga hidup kita  lebih bermakna.

Another day, another trouble

“Time flies so fast”. Yes. Exactly. More than 2 years I’ve been work in the Power Plant. So many stories, experiences, knowledge was carved inside. As an Operator who work in Power Plant especially in Fuel System sometimes make me feel so dizzy, stress even mad. O yeah? Some of you maybe doesn’t realize about this thing. How hard operators work to keep up electricity running well without any problems, keep equipments running normal and so on. Don’t you know, everytime you turn on the light, turn on television, start air-conditioner and any electric equipments those thing using an electricity and power plant is as source. And we are working for it.

I could say that, working in power plant is not easy as you think, because what we need is learn more, practice more and have some efforts to make it easyly. Every trouble that approach during working must be resolved normaly. And then the way to re-normalized condition after get some trouble is the most important thing that need team-work, spirit and responsibility of each operators.

Last time, we got some trouble when feeding coal operation running. The coal which delivered by conveyor got stuck and make some blocked area inside the coal hopper. Slowly, blocked area getting serious and it make coal run-out of belt. At that time I’m in control room saw this accident at CCTV camera, I took action to stop equipments immediately. What’s next? Equipments are shutdown, at least 3 tons coal run-out from conveyor in 20 seconds. After that we solved this trouble, we are as team clean the coal hopper together. We took some tools and clean it by our hands. It was AWESOME!

In any cases, sometimes we play firework, do flame off fire, play with the heavy rain and many things that scared. God gave this troubles for us to gave some wisdoms and lessons, that we need to think about. Trouble is just trouble but after that, we just seeing blue sky and such a beautiful sunrise and sunset during working. And realized that what a wonderful this world. Another day, another trouble. That’s my life! :)

So guys, dare to meet a new trouble tomorrow?

16th Month

Teruntuk dirimu yang selalu menemani perjalananku

Sayang, layaknya sebuah magnet dengan kutub utara dan selatan, kehadiran kita saling tarik-menarik
Kau butuh aku, aku pun begitu

Tak peduli keringat yang menetes ataupun darah yang mengalir kita lalui dengan senyuman

Tak peduli siang atau malam, hujan ataupun terik kita selalu bersama

Kehadiranmu dihidupku telah membuat banyak kenangan tak terlupa

Jalan yang berlumpur, terjal, tanjakan dan menurun kita tetap lalui dengan sukacita

Sayang, cintaku padamu ada di setiap meter jalan yang kita tempuh

Lihatlah angka yang tercipta, sudah berapa jauh kita melangkah?
Itulah tanda kebersamaan kita sejak awal hingga detik ini

Putaran mesinmu tak pernah lelah untuk berpacu

Sayang, tetaplah setia  membawaku pergi, hari ini, esok atau lusa nanti
Bersama angin kita berlari, pada putaran waktu kita berpacu, dibawah sengat matahari kita bernyanyi, pada derasnya hujan kita menari.

*Didedikasikan untuk pacar saya, BYSON. Yang bulan ini baru saja LUNAS angsurannya. :)

"Makna Sumpah Pemuda"

Pagi tadi saya terbangun tepat pukul 6:30 am lantas mata saya terbelalak karena sadar hampir melewatkan sholat shubuh. Oh tidak, entah berapa kali saya bangun kesiangan seperti ini. Dan pagi pun kumulai dengan menarik selimut lagi. Mata akhirnya tak dapat lagi terpejam pada pukul 10:00. Pada stasiun televisi swasta memberitakan secara langsung berita tentang hari Sumpah Pemuda, kuingat-ingat lagi, ya tepat sekali tanggal 28 Oktober.

84 tahun yang lalu, telah lahir sebuah gagasan besar yang seharusnya telah membentuk kehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik saat ini. Saat itu, sebuah pertemuan yang dinamakan Kongres Pemuda II digelar. Peristiwa lahirnya sumpah pemuda ini menjadi titik awal bagi para pemuda Indonesia untuk senasib sepenanggungan sebagai satu bangsa, satu tanah air yang pertama-tama ditandai dengan disepakatinya bahasa universal antar bangsa, bahasa Indonesia.

Berikut bunyi asli naskah Sumpah Pemuda:
Pertama 
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. 
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Belajar dari catatan sejarah itulah, harusnya kita para generasi muda Indonesia mengambil waktu sejenak untuk merenungkan hakikat sebenarnya sumpah pemuda. Meski keadaan yang kita alami saat ini amatlah bertolak belakang terhadap sumpah yang diucapkan dahulu. Namun, kita masih punya banyak waktu untuk memperbaikinya.

Kadang, saya tak habis pikir betapa banyak pemuda yang seharusnya menghabiskan banyak waktu di sekolah untuk belajar, malah minggat dari sekolah, melakukan perkelahian antar sekolah, tawuran, mabuk-mabukan dan hal-hal keji yang tak patut dikerjakan. “Duhai, siapa lagi yang akan membangun tanah air ini menjadi negeri yang besar bila para generasi pemudanya seperti ini?”

Lihatlah saat ini, bahasa Indonesia yang harusnya menjadi bahasa pemersatu bangsa seolah hilang ditelan putaran waktu. Bahkan tulisan dan bahasa aneh yang keluar saat ini beraneka ragam? “Ciyus miapah?”, apa itu? bahasa planet mana? Lantas bahasa yang seperti itu seolah menjadi trend di kalangan anak muda sekarang.

Ada lagi yang lebih parah, orang bilang “bahasa alay” namanya. Jadi, gaya tulisannya dicampur adukkan dengan angka. Seperti ini: “CuMp4h p3mO3d4” yang harusnya ditulis menjadi “Sumpah Pemoeda”. Seandainya Bung Karno masih hidup saat ini, mungkin beliau hanya geleng-geleng kepala saja. Tak habis pikir. Oh Tuhan, sampai kapan kita harus seperti ini? Lalu dimanakah semangat satu bangsa itu? Dimanakah semangat satu tanah air itu? Dimanakah semangat satu bahasa yang menjadi bukti nyata tanda persatuan itu?

Pada akhirnya marilah sejenak merenung dan mengingat kembali makna Sumpah Pemuda yang sebenarnya. Semoga dengan makna sumpah pemuda ini kita lebih mencintai tanah air dengan tetap terus berkarya dan meningkatkan rasa nasionalisme yang hampir pudar. Merdeka!

Peluncuran Perdana Novel Sang Koki Listrik

Bismillahirrahmanirrahim. Dengan mengucap puji syukur yang sebesar-besarnya akhirnya novel perdana saya yang berjudul ‘Sang Koki Listrik’ telah terbit. Sekarang bisa dipesan langsung di www.nulisbuku.com/books/view/sang-koki-listrik dan untuk informasi cara pemesanan bisa dilihat di http://nulisbuku.com/cara-belanja

Judul          : Sang Koki Listrik
Ukuran       : 13x19 cm
Tebal         : 261 Halaman
ISBN          : 978-602-17042-0-2
Harga        : 65.000 IDR

Sebuah novel yang bercerita banyak tentang kisah seorang pemuda (Marwan) yang memiliki banyak mimpi dan harus meninggalkan kampung halamannya untuk mengikuti pelatihan kerja di Cina bersama pemuda-pemuda lain dari berbagai daerah. Indonesian boys harus siap melangkahkan kaki mereka pada sebuah perubahan yang nyata.

Di negeri tirai bambu itulah semuanya bermula, kisah unik saat belajar di pembangkit listrik, menyusuri jalanan kota Beijing, bertemu orang asing hingga kisah unik saat mereka pertama kali melihat salju.

Perkenalan Marwan dengan seorang gadis (Saafia) yang dikenalnya melalui sosial media, facebook, berlanjut hingga pelatihan kerja itu selesai sampai akhirnya Marwan kembali ke tanah air.

Di tempat mereka yang baru, sebuah dapur listrik yang baru saja dibangun menanti untuk dimasak oleh para koki muda. Indonesian boys harus mengencangkan ikat pinggang, bekerja dengan gigih untuk memasak jutaan molekul listrik. Bagaimana kisah kelanjutan Marwan dan Indonesian boys di dapur listrik tersebut? Lantas bagaimana pula dengan Saafia, gadis Stroberrie yang dikenalnya? Temukan jawabannya di novel Sang Koki Listrik! ;)

Selamat membaca, selamat menikmati! :)

*Nb: Novel “Sang Koki Listrik” ini mengandung listrik, awas bahaya setrum! :D

Hakikat sehat dan sakit

Yooohoooo..!! hallo semua, akhirnya hasrat menulis kesampaian juga. Lega rasanya. Jadi ceritanya begini, minggu lalu saya tak bisa melakukan banyak aktifitas seperti biasa, lupakan semua urusan tentang dapur listrik sejenak. Tubuh yang kurasa kuat dan sehat akhirnya jatuh juga ketika malaria menyapa.

Namanya sakit bisa menyerang kapan dan dimana saja, bahkan yang tadinya sehat-sehat saja besoknya sudah meriang. Ah begitulah hakikat sehat dan sakit. Atau barangkali saya yang kurang menjaga kesehatan, ya mungkin.

Namun, tahukah kau bahwa ada hal yang bisa kita petik dari peristiwa sakit itu sendiri? Tuhan sedang mengajarkan kepada kita untuk mensyukuri betapa mahalnya kesehatan, mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas apa yang telah dimiliki tanpa meminta, mengajarkan kita bersabar dalam sakit sambil terus berusaha untuk sembuh. Bukankah Allah swt telah berfirman dalam Al-qur’an yang artinya “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” jadi, bersyukurlah atas apa yang telah Allah swt berikan pada kita baik dan buruknya semua memiliki hikmah yang dapat kita ambil. :)

Lalu saya memutuskan untuk berobat ke dokter. Alhasil, satu suntikan jarum menancap di bokong saya. Adoooh..sakitnya kayak digigit semut. Setelah itu, saya harus bedrest total di rumah, istirahat. Hari-hari dihabiskan untuk berbaring di tempat tidur, sungguh membosankan.

Dengan minum obat yang teratur dan istirahat yang cukup, Alhamdulillah kesehatan saya perlahan pulih. Sungguh, kesehatan itu amat berharga! Jadi, jagalah kesehatan sebelum sakit, dengan cara rajin olahraga, makan makanan yang halal dan bergizi, makan/tidur yang teratur. Well, setelah pulih akhirnya saya harus kembali lagi ke dapur listrik tercinta meninggalkan kota ke rumah. Kembali pada kesibukan dan hiruk pikuk dunia kerja. Let's rock! =D

Indahnya berbagi

Adalah hal yang menyenangkan bukan, berbagi kebahagiaan, tawa, canda bahkan duka dan kesedihan dengan orang-orang yang kita sayangi. Kita sudah banyak melupakan tentang satu hal ini, ya, berbagi.

Seiring berjalannya teknologi yang berkembang pesat, kehidupan yang semakin individualistis membuat kita memilih berjalan sendiri-sendiri. Tak lagi berjalan seiring atau bahkan bergandeng tangan. Hati kita sudah terkontaminasi oleh pikiran-pikiran yang semakin membuat kita melupakan apa itu indahnya berbagi. Tak heran jika jaman sekarang orang-orang lebih mementingkan kepentingannya sendiri, lebih mementingkan urusan perut sendiri. Sibuk sikut kanan-kiri untuk mendapatkan apa yang diinginkan, tak tahu mana yang hak dan yang bukan. Asal itu yang diinginkan, harus bisa didapatkan bagaimanapun caranya.

Saya rindu dengan cerita-cerita orang tua dahulu. Ketika orang kaya selalu mengulurkan bantunan menolong si miskin, yang muda selalu menghormati yang tua, yang alim selalu membimbing yang awam. Hal yang sangat saya ingin saksikan dengan mata kepala saya saat ini, saya yakin hal itu masih terjadi saat ini, entah di belahan bumi mana. Hanya saja, saat ini sangat sulit untuk menemukan kejadian seperti yang selalu diceritakan orang kita dahulu.

Berbagi adalah hal yang indah, bahkan hanya dengan berbagi senyum ramah pada orang-orang di sekitar kita itu sudah sangat melegakan suasana. Berbagi tempat duduk, berbagi makanan, berbagi cerita dan masih banyak hal lain yang bisa kita bagi. :)

Sejatinya, berbagi tak akan membuat kita kekurangan. Beban yang dibagi akan terasa lebih ringan, sementara kebahagiaan yang dibagi menjadi berlipat ganda. Dengan berbagi, kita selalu tahu bahwa kita tidak sendiri. Kawan, sesama kita adalah ladang kasih dan kebahagiaan. Apa yang kau bagi dengan ikhlas adalah bibit kebaikan yang kau tebar. Mereka berjanji untuk tumbuh menjadi pohon kebaikan yang akan kembali padamu dalam bentuk yang tak kau duga. Mari berbagi! :)

"Menulis, menulis dan menulis"

Hampir 2 tahun lebih saya menggemari hobi yang satu ini, ya, menulis. Adalah hal yang menyenangkan sekali saat menuliskan kata demi kata lalu menjadi kalimat yang berurutan, berpadu satu sama lain lalu menjadi paragraf-paragraf yang utuh. Bahkan proyek novel saya pun hampir selesai. Tak terasa hobi menulis yang satu ini menjadi sangat menyenangkan ketika ditekuni.

Nge-blog itu mengasyikkan dibanding saat membuat status lalu dicoment atau sekedar menunggu jempolnya saja. Atau membuat status lalu di-RT berulang-ulang, atau saling mention. Buat bangga-banggaan dan seru-seruan. Tak seperti halnya pada blog, kita lebih bebas berekspresi dengan berbagai macam gaya dan tulisan. Entah apakah nanti ada yang coment atau tidak, ada yang suka atau tidak, pun tanpa pujian dan sebagainya.

Saya tak peduli apakah nanti tulisan saya dikomen atau tidak, yang penting hobi yang satu dapat tersalurkan. Tak peduli orang mau bilang apa; tulisannya susah dimengerti, gak ada yang seru, nge-blog harus lihat segmen pasar, harus pinter ngocol-lah dan sebagainya. But not for me!

Nge-blog itu lebih kepada cara membagikan pengalaman, berbagi pemahaman dan pemikiran. Jadi nge-blog itu bukan untuk cari nilai rating, dan bukan pula untuk sekedar ngocol, ngocol, dan ngocol. Bagiku nge-blog adalah berbagi. Ketika seorang blogger berbagi lewat tulisannya maka ia menyenangkan orang lain. Well, jika kau ingin menulis di-blog, maka menulislah. Tak usah berpikir apakah nanti tulisanmu jelek, tak diminati atau pun diejek, ya cuek saja! Toh kita tidak menyusahkan mereka bukan?

Jadi, tak usah harus bingung, terlalu lama berpikir untuk menulis. Kalaupun kau tak suka menulis di-blog, setidaknya menulislah di diary atau hal semacamnya. Cukup tuliskan saja. Siapa tahu nanti tulisanmu akan menginspirasi banyak orang lain. Siapa tahu di belahan bumi sana tulisan di-blog mu menjadi teman setia mereka yang jauh dari rumah, ya siapa tahu?

Menulis itu tak perlu banyak biaya, niatkan saja dalam hati untuk menulis. Ayo, tunggu apalagi. Mari menulis, menulis dan menulis. Keep writing. Happy writing! ;)