Pages

Review Buku: Negeri Para Bedebah-Tere Liye

Negeri Para Bedebah adalah judul novel terakhir yang ditulis oleh Darwis-Tere Liye akhir tahun lalu. Ini adalah buku ke-6 yang saya baca, beberapa novel yang sudah baca sebelumnya adalah ‘Ayahku (Bukan) Pembohong’, ‘Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah’, ‘Sang Penandai’, ‘Berjuta Rasanya’, ‘Sepotong Hati Yang Baru (edisi berjuta rasanya)’.

Seperti biasanya Tere Liye dengan gaya kepenulisannya yang mudah dicerna dan syarat makna tersirat selalu berhasil membuat saya jatuh cinta dan hanyut dalam aksara yang ditulis.

"Aku konsultan keuangan profesional, aku tidak peduli dengan kemiskinan. Yang aku cemaskan justru sebaliknya, kekayaan, ketika dunia dikuasai segelintir orang, nol koma dua persen, orang-orang yang terlalu kaya". -Thomas

Pada novel ‘Negeri Para Bedebah’, saya setia mengikuti alur cerita si Thomas (tokoh utama dalam novel ini), di novel ini benar-benar berbeda dengan novel sebelumnya. Negeri Para Bedebah penuh konspirasi, istilah perbankan dan adegan action.

Thomas adalah seorang penasehat keuangan terkemuka di Indonesia. Ia sangat pintar, ambisius dan penuh dengan taktik jitu. Suatu ketika Ia harus terlibat dengan hampir ambruknya Bank Semesta yg tak lain dan tak bukan adalah milik dari Om Liem--adik Papanya. Tidak mudah untuk mengendalikan semuanya, di satu sisi Ia sangat membenci Om Liem, di sisi lain jika Bank Semesta benar-benar hancur maka akan merembet ke semua perusahaan milik Opa.

Thomas memerlukan waktu dua hari untuk meyakinkan negara bahwa Bank Semesta tdk boleh ditutup, dan selama dua hari itu juga kehidupannya seperti jet coaster. Persoalan semakin membelit dirinya; mulai dari dikepung polisi, baku tembak dengan polisi, baku hantam dengan polisi, merasakan dinginnya dinding penjara, menyamar jadi buronan sampai loncat dari pesawat. 

Semua orang yang dekat dengannya mau tidak mau ikut terseret, mulai dari Julia--wartawan ekonomi yang gesit memburu berita, Maggie--sekretaris kepercayaan Thomas yang sangat cekatan dalam meng-handle tugas, Rudi--teman Thomas di klub petarung yang juga seorang petinggi di kepolisian, Kadek--orang kepercayaan Thomas dlm mengurusi kapal pesiar miliknya.


"Di negeri para bedebah, kisah fiksi kalah seru dibanding kisah nyata."

"Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah."

"Tetapi setidaknya, Kawan di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan pernah berkhianat."


Review Buku: Kukila-M.Aan Mansyur

Pemilik akun twitter @hurufkecil ini yang biasa dipanggil tomat yang bernama asli M. Aan Mansyur baru saja menerbitkan buku terbarunya yang berjudul ‘Kukila’.

Apa itu Kukila? Kukila adalah nama seorang wanita. Nama indah itu diberikan oleh kakeknya. Konon nama Kukila diambil dari dongeng masa lampau. Beranjak dewasa, Kukila menikah dengan Rusdi karena perjodohan. Dari rahim Kukila lahir tiga orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki. Aurora, Nawa, dan Janu nama anak mereka. Namun di tengah perjalanan, bahtera Kukila dan Rusdi karam. Anak-anak yang dilahirkan Kukila bukan anak kandung Rusdi. Rusdi menyimpan rahasia besar, Rusdi homo. Rusdi mencintai Pilang, teman SMP-nya yang merupakan mantan kekasih Kukila. Ketiga anak yang dilahirkan Kukila adalah anak Pilang. Rusdi sendiri yang menyuruh Kukila tidur dengan Pilang. Rusdi tak ingin Pilang dimiliki oleh siapapun. Tahu Pilang berpacaran dengan Kukila, lantas Rusdi merebutnya dari Pilang dan menikahinya. Kisah mereka (Kukila, Pilang, dan Rusdi) berakhir tragis di ranting pohon RAHASIA.

Ada juga beberapa judul lainnya seperti Kebun Kelapa di Kepalaku, Setengah Lusin Ciuman Pertama, Perahu Kertas dengan Huruf-Huruf Kanji, Setia Adalah Pekerjaan yang Baik, Sehari Setelah Istrinya Dimakamkan, Membunuh Mini, Aku Selalu Bangun Lebih Pagi, Ketinggalan Pesawat, Celana Dalam Rahasia Terbuat dari Besi, Lima Pertanyaan Perihal Bakso, Lebaran Kali Ini Aku Pulang, Hujan. Deras Sekali, Tiba-Tiba Aku Florentino Ariza, Tiga Surat Cinta yang Belum Terkirim, dan Cinta (Kami) seperti Sepasang Anjing dan Kucing.

Saya suka semua judulnya, seperti yang biasa baca pada tweet-tweetnya M. Aan Mansyur di twitter dia selalu bisa membuat kata-kata lebih berwarna dan sedikit ‘nakal’, hehe..

‘Kukila’ ini bisa menjadi teman yang baik disaat istirahat sambil meminum kopi hangat, ataupun dijadikan kado untuk seseorang. Kisahnya yang beragam dan endingnya yang susah ditebak selalu menarik untuk dibaca. Kalian tidak akan menyesal membaca ‘Kukila’. Percayalah! ;)

Review Buku: Filosofi Kopi-Dewi ‘Dee’ Lestari

Ketika membaca judul ‘Filosofi Kopi’ itu menarik minat saya untuk membaca lebih lanjut. Mengingat saya juga adalah penggemar kopi, maka tak salah jika saya ingin membaca lebih dalam buku ini.

Ini adalah buku kedua yang saya baca setelah ‘Madre’.  Ada beberapa judul yang saya suka, seperti: Filosofi Kopi, Mencari Herman, Sikat Gigi dan beberapa puisinya yang berjudul ‘Kunci Hati’.

Sungguh, membaca tulisan-tulisan Dee membuat kagum. Cerpen Dee kali ini persis seperti racikan kopi harum, menyegarkan, dan nikmat: pahit, tapi sekaligus mengandung manis.

“Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya”. Saya suka quote yang satu ini. :)

Saya jamin, kalian tak akan menyesal untuk membaca buku yang satu ini. selamat membaca.

Review Buku: Robohnya Surau Kami-A.A. Navis

Kumpulan cerpen ini sudah lama sekali saya baca, saat saya SMP dulu di sebuah perpustakaan sekolah. Dan saya baca lagi tahun ini dengan sampul yang terbaru. Meski ceritanya sudah samar-samar diingatan tapi saya tak pernah bosan untuk membacanya ulang.

"Robohnya Surau Kami",

berdialoglah Tuhan dengan Haji Saleh, seorang warga negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah…


"kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain yang mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembahku saja.

Tidak..." Semua jadi pucat pasi tak berani berkata apa - apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia.

Dunia memang tempat sementara untuk menuju akhirat tapi Allah takkan menghidupkan manusia di dunia tanpa tujuan. Seimbangkanlah dunia dan akhirat, karena bukankah Allah telah berfirman: 


“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi...” [QS. al-Qashash (28) : 77]


Cerpen ini sangat berpengaruh di dunia sastra Indonesia. Tak segan mengkritik "orang-orang beriman" dalam perspektif agama Islam yang konservatif atau cenderung ekstrem dan arabis. Tapi nilai-nilai moral yang disampaikan justru sangat Islami. Bahwa bekerja berarti beribadah, tetapi beribadah saja belum tentu bekerja. At last, dialog antara Tuhan dengan sang Ustad adalah penggalan cerita yang paling mengena. A must read book!

Saya paling suka cerita yang “Robohnya Surau Kami”, “Anak Kebanggaan”, “Pada Pembotakan Terakhir” dan “Dari Masa ke Masa”. Semua ceritanya keren dan banyak pesan yang tersirat. ;)

Tips Menulis ala Sang Koki Listrik

Dulu, saat saya masih duduk di kelas 3 SD. Saya biasa pulang ke rumah dengan berjalan kaki, jarak antara rumah dan sekolah tidak jauh, hanya butuh 15 menit jalan kaki.

“Eh, tunggu dulu. Kok, Kak Agus malah cerita tentang masa kecil sih? Bukannya tadi ingin membagikan tips menulis?” Iya, tapi sebelumnya ijinkan saya bercerita lebih dulu, oke? Anggukan kepala jika setuju.

Setiap pulang-pergi ke sekolah saya selalu menempuh rute yang sama. Namun pada suatu pagi perjalananku tak semulus biasanya. Pagi itu, seekor anjing hitam, besar dan galak tepat duduk asyik di pinggir jalan yang hendak kulalui. Saat itu, saya cemas sekali. Saya takut dengan anjing.

Entah kenapa, pagi itu pemilik anjing itu sengaja melepaskan rantai pengikat dan membiarkan anjingnya berkeliaran. Aku memberanikan diri untuk tetap berjalan, hingga pada jarak terdekat antara aku dan anjing itu. Satu meter lagi aku tiba di titik temu. Anjing itu menatapku tajam, aku menelan ludah. Berharap semua akan baik-baik saja dan berdo’a semoga anjing itu tidak menggonggong.

Tapi ternyata tidak,

Tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan.

Anjing hitam itu menggonggong keras lalu berusaha mengejarku. Aku yang sadar akan hal itu berlari secepat mungkin, berbalik arah menghindar. Aku berteriak ketakutan, anjing itu tetap mengejarku. Aku masih berlari hingga aku bertemu dengan pohon jambu yang tumbuh di pinggir jalan. Aku melempar tas, segera memanjat pohon jambu dengan tangkas. Dalam hitungan detik aku sudah berada di puncak dahan tertinggi pohon jambu.

Aku mendengus sebal, nafasku tak beraturan. Tanganku mengambil beberapa buah jambu dan melempari anjing itu dari atas.

Aku tertawa merayakan keberhasilanku lolos dari kejaran anjing. Tak lama, sang pemilik anjing datang dan mengikat lagi anjing itu. Kini, aku bisa bernafas lega.

Tapi, hei lihat! Aku sedang berada di atas pohon jambu yang tingginya hampir 3 meter. Sebuah angka yang mungkin tak lazim dipanjat oleh anak kecil seumuran saya waktu itu.

Dan pagi itu, aku terlambat datang ke sekolah.

APA yang bisa kalian petik dari cerita saya barusan?

Itulah, yang disebut USAHA. Bukan hanya pohon jambu, tapi mungkin juga pohon kelapa pun bisa saya panjat jika waktu itu ada 2 atau 3 ekor anjing yang mengejar saya. Begitu juga dengan menulis buku, sepanjang kalian berusaha untuk tetap terus menulis. PERCAYALAH! Kalian akan melihat hasilnya. Entah esok, lusa, bulan depan, tahun depan. Asal kalian tetap terus menulis, satu-dua buku bukanlah hal mustahil untuk diwujudkan.
kemudian adalah DEADLINE!

Deadline adalah batas waktu yang kalian tentukan untuk mencapai sebuah target. Misalkan: untuk menulis sebuah buku dengan tebal 150 halaman kalian targetkan selesai dalam 6 bulan. Maka, ambil jarak waktu bagi dengan jumlah halaman yang ditulis. 6 bulan terdiri dari (anggaplah) 180 hari / 150 halaman = 1.2 (1.5 dibulatkan).
Kalian hanya butuh niat untuk menulis minimal 1.5 halaman per hari. Maka setelah 6 bulan kemudian buku yang diidam-idamkan akan tersusun sendiri. Mudah bukan?

Dan yang terakhir adalah SELF REWARD

Ini adalah point terpenting, setelah kalian selesai menulis sebuah buku. Maka, ada baiknya jika kalian memberikan hadiah pada diri sendiri. Berikan hadiah yang sangat kalian inginkan pada masa menulis. Minum teh bersama teman, membeli buku bacaan terbaru, atau sekedar membeli es krim. Hanya, kalian sendirilah yang tahu apa yang kalian inginkan.

Setelah semua itu selesai kalian laksanakan. Yang kalian butuhkan adalah TETAP TERUS MEMBACA DAN MENULIS, itu!

Teman-teman, itu saja yang ingin saya sampaikan, semoga berkenan dihati dan membawa manfaat bagi kita semua. Saya bukan siapa-siapa, masih butuh banyak belajar dari kalian. Yang punya masukan, saran maupun kritik silakan disampaikan. Kelas ini terbuka untuk siapa saja, tak usah canggung ataupun malu dan sebagainya. Mari belajar bersama.

Keep reading, happy writing! ;)




Bukan MAMA (lagi) tapi PACAR minta pulsa?

Siang tadi, sebuah pesan masuk ke ponsel saya. Isinya:

“Yank tlong isiin aq pulsa 10rb di nomor ini 08211939xxxx, nanti aq tlpon.”
-Pengirim: +628234499xxxx

WHAT  THE FU*K!?

Hari gini, masih saja ada oknum yang masih main tipu-tipuan? Kirim SMS penipuan, berharap nanti ada orang yang menjadi korban. Ini bukan pertama kalinya saya menerima pesan seperti ini. sudah berkali-kali malah. Dan hari ini saya sudah kepalang kesal akhirnya saya posting juga di-blog.

Kalo dulu yang terkenal adalah SMS ‘Mama minta pulsa’, kali ini ‘Pacar minta pulsa’, aduh urusan ini sudah keterlaluan. Ada-ada saja ide mereka, mungkin nanti bakal ada ‘Kakak minta pulsa’; ‘Adik minta pulsa’, ‘Tetangga minta pulsa’, ‘Dokter minta pulsa’ atau barangkali ‘Nenek minta pulsa’.

Bukan hanya tentang SMS minta pulsa, ada juga yang motifnya pura-pura mengatakan untuk meminta konfirmasi pengiriman uang via transfer bank dengan mencantumkan nomor rekening pelaku, dan sebagainya.

Sudahlah, hentikan semua bentuk aktifitas penipuan seperti ini. Macam tak ada usaha lagi untuk bekerja. Dikaruniai Tuhan sepasang tangan yang kuat, sepasang mata yang bisa melihat, sepasang telinga yang bisa mendengar, sepasang kaki yang bisa berjalan dan berlari, masih saja bermalas-malasan? Masih saja berpangku tangan? Pergi sana! Cari rejeki yang halal.

Nah, teman-teman kita jika mendapat SMS seperti itu, berhati-hatilah, itu adalah PENIPUAN! Jangan lekas percaya. Apapun bentuk dan motifnya selidiki terlebih dahulu.

Akhirnya saya memutuskan untuk membalas pesan itu dengan kalimat singkat: “Kita putus”. Hahaa.. :D

Kerja sambil kuliah? WHT NOT!

Saya akhirnya bisa bernapas lega, nilai hasil ujian semester sudah keluar. Dan, taraaa..lihat nilai yang kudapat. Pas-pasan mungkin boleh dibilang dibawah cukup. Tsaah! Semester 1 dan 2 yang lalu mungkin saya cukup tekun belajar, nilai yang kudapat juga cukup lumayan. Lalu semester 3, wah hancur sudah. Jauh diluar harap. Faktor kesibukan kerja akhir tahun lalu cukup mempengaruhi kehidupan saya, apalagi  ditambah dengan sejumlah tugas dan jam istirahat yang tak teratur, bahkan saya hanya tidur 3 jam. Beberapa tugas ada yang terlewatkan, buku kuliah sekedarnya saja dibaca. Parah! Sebeginikah sibuk hidup saya? Tentu saja!

Bujang seperti saya ini, kalau tak pandai bagi waktu..mampus sudah. Coba kau pikir, saya bekerja dalam pola waktu shift, kadang masuk pagi, sore kadang juga malam. Libur shift tak menentu, kadang libur saat orang lain bekerja dan sebaliknya. Disela-sela waktu libur itu saya harus membagi waktu untuk belajar, kuliah, pulang ke rumah, berkumpul dengan teman, berolahraga dan melakukan hal yang membuat saya bahagia, membaca, menulis dan sebagainya. Stress memang apalagi ditambah dengan persoalan perasaan yang membuat saya seperti orang bodoh.

Kau tahu, orang yang bekerja itu menghabiskan 1/3 waktunya setiap hari. Nah, bayangkan jika bujang seperti saya tidak bisa menikmati setiap detik waktu yang berjalan? maka saya mungkin tak akan bisa bertahan hingga saat ini. Kabar baiknya, saya masih tetap enjoy dengan semua keadaan ini meski dibeberapa kesempatan saya merasa down, mad dan stress. But, as long as we believed in our faith, the dream will comes true. Saya percaya itu.

Teman-teman sebaya saya sudah banyak yang wisuda dan sekarang mereka sedang gencarnya untuk mencari pekerjaan yang mereka sukai, mengajukan lamaran sana-sini, membuka situs lowongan kerja, tanya tetangga, teman, keluarga dan berusaha sebanyak mungkin untuk bisa bekerja. Ada juga yang sudah bekerja dan tak ingin kuliah. Dan saya? Saya ada ditengah-tengahnya. Bekerja sambil kuliah. Kenapa tidak?

Saya bekerja untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga, sebagian upah saya gunakan untuk biaya kuliah. Dan waktu senggang yang ada kujadikan waktu untuk belajar. Ya, tak ada yang susah selagi kita mau berusaha. Seperti kata Bapak saya: “Mumpung masih muda, harus banyak belajar. Kalo sudah tua tinggal keriputnya”. =)

Nah, teman tak ada yang tak mungkin selagi kita bisa dan berusaha. Bekerja sambil kuliah bukanlah pilihan buruk, asal tetap fokus pada tujuan dan percaya pada mimpi kita. Selamat berkarya! ;)

PUISI: Kunci Hati

Dalam raga ada hati, dan dalam hati, ada satu ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam kunci pintunya.
Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutra. Berkata-kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh nurani.

Begitu lemah ia berbisik, sampai kadang-kadang engkau tak terusik. Hanya kehadirannya yang terus terasa, dan bila ada apa-apa dengannya, duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis.

Tahukah engkau bahwa cinta yang tersesat adalah pembuta dunia? Sinarnya menyilaukan hingga kau terperangkap, dan hatimu menjadi sasaran sekalinya engkau tersekap. Banyak garis batas memuai begitu engkau terbuai, dan dalam puja kau sedia serahkan segalanya. Kunci kecil itu kau anggap pemberian paling berharga.

Satu garis jangan sampai kau tepis: membuka diri tidak sama dengan menyerahkannya.

Di ruang kecil itu, ada teras untuk tamu. Hanya engkau yang berhak ada di dalam inti hatimu sendiri.


*Disalin dari buku Filosofi Kopi, 50.
"Kumpulan cerita dan prosa satu dekade Dewi ‘Dee’ Lestari (1998)"

Calon Ayah

Sahabat baik saya, Danu sudah punya keponakan yang lucu-lucu. Sekarang Dia dipanggil Om Danu. Jadi beberapa waktu lalu saya menemaninya ke rumah keponakan.  Jaraknya tak cukup jauh dari kediaman saya, butuh 10 menit naik motor.

Setibanya kami disana, kami sudah disambut ceria oleh keluarga mereka. Jujur ini adalah pertama kalinya saya mengunjungi kediaman keponakan Danu meski beberapa waktu lalu, saya sempat bertemu dengan mereka di rumah Danu saat Lebaran. Senang sekali rasanya.

Keponakan Danu ini adalah bayi kembar, kakaknya bernama Fatih sedangkan adiknya bernama Faiz. Mereka berdua baru berusia 1.5 tahun,  sedang unyu-unyunya gitu! :D

Jadilah kami badut untuk menghibur mereka berdua. Fatih dan Faiz ini baru saja bertengkar entah karena apa, saya tak tahu. Ibunya bilang sang kakak sedang nakal ia tega sekali mengganggu sang adik. Ya, namanya juga anak kecil. Kadang tak harus selalu punya alasan untuk bertengkar, hehe. Ketika saya berkumpul dengan anak kecil, bermain dengan mereka seketika itu pula sifat kekanakan saya muncul, mungkin ini alami ya? Tapi setidaknya saya selalu merasa bahagia karena saya mampu mengulang beberapa memori saat kecil dulu. :)

Menurut saya sepertinya Fatih dan Faiz nantinya akan menjadi tipe lelaki cool, pasalnya mereka berdua susah sekali untuk diajak tersenyum atau bahkan tertawa. Mirip sekali dengan sifat Ayahnya. Satu jam lebih saya dan Danu menggendongnya, mencoba menghiburnya mereka tetap memasang wajah datar. Seperti biasa, saat aku mencoba menutup wajah dengan kedua tangan lalu mengejutinya dengan berkata..”baaa..” eh si Faiz malah menangis. Masalah pun bertambah, misi saya untuk membuat mereka tertawa gagal sudah. Huuuft.

Tapi kabar baiknya, tangisan si Faiz reda dan ia minta gendong saya lagi. Jadilah kami berdua menggendong masing-masing bayi. Saya sempatkan juga untuk mengabadikan momen ini via kamera hape saya. Hampir terlihat seperti dua orang Ayah yang menggendong bayi masing-masing ya? :D

Tak lama, sang kakak akhirnya tertawa juga setelah datang salah satu tetangga yang menggodanya. Aiih, tawa si-Fatih membuncah, manis sekali. Dan setelah saya pikir-pikir, hal ini nanti bisa saja terjadi ketika Saya dan Danu sudah memiliki istri nanti, dikaruniai anak, kami akan menggendong bayi-bayi kami. Bukankah setiap laki-laki di dunia ini adalah calon Ayah?

Sepertinya saya harus lebih tekun lagi belajar, giat lagi bekerja. Gini-gini kan saya juga calon Ayah. :p rajin fitness, olahraga supaya tubuh dan jiwa kuat. Menjadi seorang Ayah kan tidak mudah! B]