Pages

Review Buku: Robohnya Surau Kami-A.A. Navis

Kumpulan cerpen ini sudah lama sekali saya baca, saat saya SMP dulu di sebuah perpustakaan sekolah. Dan saya baca lagi tahun ini dengan sampul yang terbaru. Meski ceritanya sudah samar-samar diingatan tapi saya tak pernah bosan untuk membacanya ulang.

"Robohnya Surau Kami",

berdialoglah Tuhan dengan Haji Saleh, seorang warga negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah…


"kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain yang mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembahku saja.

Tidak..." Semua jadi pucat pasi tak berani berkata apa - apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia.

Dunia memang tempat sementara untuk menuju akhirat tapi Allah takkan menghidupkan manusia di dunia tanpa tujuan. Seimbangkanlah dunia dan akhirat, karena bukankah Allah telah berfirman: 


“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi...” [QS. al-Qashash (28) : 77]


Cerpen ini sangat berpengaruh di dunia sastra Indonesia. Tak segan mengkritik "orang-orang beriman" dalam perspektif agama Islam yang konservatif atau cenderung ekstrem dan arabis. Tapi nilai-nilai moral yang disampaikan justru sangat Islami. Bahwa bekerja berarti beribadah, tetapi beribadah saja belum tentu bekerja. At last, dialog antara Tuhan dengan sang Ustad adalah penggalan cerita yang paling mengena. A must read book!

Saya paling suka cerita yang “Robohnya Surau Kami”, “Anak Kebanggaan”, “Pada Pembotakan Terakhir” dan “Dari Masa ke Masa”. Semua ceritanya keren dan banyak pesan yang tersirat. ;)

0 comments:

Post a Comment