Keep focus and learn more!
Well, don’t ask me about question which related water system or ash. I’m sure I forgot 60%. So, what’s wrong? :D nothing wrong, it’s natural! Last 2 years I’m working in Fuel System, I just keep focus on it and day by day water and ash system materials forgetting by time.
This evening, I just drew a few drawings and try to remember many equipments on site while imagine the flow, pipe and other equipments such as Clarifier, Activated carbon filter, tanks, cation anion exchanger, wow many things! Pumps, valves, name tagging, I think I need time to do more exercises, review on site and do practice.
I’m happy whenever I can conquered many challenges, feeling to be braver than before. The time is coming, get prepare. When you have a good preparation, you can work well, not only in fuel system but also you can work in water or ash system. Jiayou!
Detective Conan [Photo]
Great #21st year
Ibarat sedang mengadakan perjalanan panjang yang ditempuh seharian. Maka perjalanan hidupku sudah separuh jalan. Meski fajar yang menyingsing sudah berlalu dan jingga pagi sudah hilang, namun perjalanan belum cukup disini. Lihatlah matahari masih merangkak naik, burung-burung masih berkicau riang, sang angin masih setia berhembus mesra di telinga dan langit biru masih memayungi.
Dua puluh satu tahun sudah usia hari ini. “Selamat ulang tahun!” kuucap pada diri. “Bertambah lagi satu tahun usia, bertambah tua, semoga bertambah pula kebahagiaan dalam hidup dan bertambah kebaikan dalam diri. Tetap menjadi bujang yang baik hati, selalu berbuat baik pada sesama, menjadi kebanggaan orang tua, keluarga, sahabat dan lingkungan dimanapun berada. Dilapangkan dan diluaskan rizkinya. Dikuatkan tangan, kaki dan hatinya agar siap menghadapi rintangan yang ada. Aamiin Allahumma Aamiin.”
Dengan atau tanpa pesta ulang tahun meriah, dengan atau
tanpa ucapan ulang tahun yang diucapkan dengan suka cita, dengan atau tanpa kue
tar yang besar, setiap hari ulang tahunku selalu kunikmati dengan sederhana.
Bahkan barangkali hanya Emak saja yang tahu pasti kapan ulang tahunku. Karena
aku memang tak suka menggembar-gemborkan tanggal berapa pastinya ulang tahunku,
aku lebih suka menyembunyikannya. Aku hanya lebih suka menyembunyikannya. Dan
yang pasti orang-orang yang mengetahui tanggal ulang tahunku adalah orang-orang
spesial dan istimewa. :)
Usia memang misteri tak satu pun yang tahu kapan dan dimana
dia akan berhenti. Malam ini aku masih bisa menghirup nafas dengan lega,
menikmati curahan karunia dari-Nya. Banyak sekali nikmat yang diberikan
oleh-Nya. Semoga aku lebih bisa dan lebih banyak mensyukuri nikmat yang ada
dibanding harus mengeluhkan masalah yang kecil-kecil saja.
PUISI: Ceritakan padaku
Lebaran
Setelah urus sana-urus sini akhirnya surat cuti selesai juga. Gak kebayang kalo tahun ini gak DIKASIH CUTI, saya harus merayakan lebaran di tempat kerja dengan jadwal seperti biasa, shift pagi pula! Bisa-bisa saya GALAU STADIUM 4. Tapi Alhamdulillah, tahun ini saya bisa kumpul bareng keluarga. :)
Sampe di rumah itu pas hari terakhir ramadhan dan keeesokan harinya adalah lebaran. Pas sesuai dengan yang saya jadwalkan. Jadi saya sempat menikmati momen buka bersama untuk terakhir kali.
Malam harinya saya senang sekali saat mendengar takbir menggema dimana-mana, kembang api yang meriah dan dapur rumah yang beraneka aromanya. Ada ketupat, rendang, opor ayam dan makanan kesukaan saya, kue lapis! :D
Satu lagi, acara halal-bihalal yang hanya ada negeri kita ini kami laksanakan di masjid dekat rumah selepas sholat Ied. Bersalam-salaman lalu makan bersama.
Saya tahu, lebaran bukanlah hanya sekedar acara salam-salaman, makan bersama ataupun mengunjungi tempat keluarga/ teman tetapi lebaran adalah hari dimana kita merayakan kemenangan yang sesungguhnya setelah sebulan penuh berpuasa, tentu saja di hari lebaran kita harus SALING MEMAAFKAN SEPENUH HATI.
Lebaran tahun ini terasa berbeda, karena saya sudah tak lagi anak-anak. Kalo lebaran waktu dulu saya yang dikasih duit oleh paman ataupun kerabat keluarga lainnya. Lebaran kali ini saya sudah bisa memberi duit kepada keponakan-keponakan kecil saya. Anehnya, keponakan-keponakan kecil sudah kenal apa itu duit, mereka GAK MAU YANG BIRU, PENGEN YANG MERAH katanya! *wah gawat nih!* :p
Setiap lebaran yang saya lalui tahun ke tahun selalu memiliki warna tersendiri. Selalu ada kesan istimewa yang kusimpan dalam kenangan.
O ya, saya ingin mengucapkan SELAMAT LEBARAN bagi yang merayakannya. Saya mohon maaf atas segala kekhilafan dan kesalahan. Terima kasih. :)
Memilih Teman Setia
Hampir setiap saat selalu ada Abu Bakar di sisi Nabi Muhammad SAW setelah beliau mendeklarasikan diri sebagai utusan Ilahi. Di tengah-tengah masyarakat yang tak bersahabat dan antipati, Abu Bakar membuat Nabi tegar menghadapi tantangan dakwah yang silih berganti.
Gua Tsur adalah saksi bisu bagaimana ia meredam sedih dalam kepungan amuk kejahiliyahan orang-orang Quraisy yang mengejar Nabi (QS. 9: 40). Peristiwa Isra Mikraj juga menjadi bukti kesetiaan seseorang yang percaya sepenuhnya kualitas kejujuran temannya.
Bila Nabi memiliki Abu Bakar, Harun AS adalah teman perjuangan Nabi Musa AS. Dialah yang membantu Musa dalam mengembangkan dan menyebarkan agama Allah. Dengan kefasihan dan kecerdasan bahasa yang dimiliki, ia menutupi masalah artikulasi yang menjadi kendala Musa (QS. 28: 34).
Ia tahu bagaimana menghadapi Firaun dan Bani Israil yang sering membuat emosi Musa tak terkendali. Saat Musa harus mengikuti perintah bermunajat di Thur Sina, Harunlah yang menggantikan Musa untuk mengawasi dan mengendalikan Bani Israil agar tidak berbuat keonaran, kemunkaran, apalagi kemusyrikan. (QS. 20: 29).
Perjuangan memang butuh teman, yang mendukung tanpa batas, yang mengoreksi tanpa risih, dan yang memahami kegundahan tanpa membebani. Teman adalah seseorang yang senantiasa membantu tanpa berharap balas budi, yang berada di depan tanpa takut mati, yang juga siap memberikan waktu, tenaga, pikiran, harta, dan kesetiaan.
Sunnatullahnya, semua makhluk di muka bumi butuh teman. Pepatah Arab menyebut, teman terkadang lebih berguna daripada saudara kandung. Namun, tidak sembarang teman bisa dipercayai. Hanya teman yang bersedia ada di saat susah dan sedih yang patut dijadikan sandaran hati. Karena, saat jaya dan bahagia, teman baik tak bisa diuji. Teman yang hanya mau diajak tertawa bukanlah teman sejati. Saat air mata menetes, teman setia barulah terbukti.
Untuk melihat patokan kualitas teman, nasihat sastrawan Arab klasik, Tharfah bin Al-Abd, patut direnungi. “Jangan bertanya pada seseorang tentang dirinya. Tanyalah temannya tentang siapa dia. Seseorang selalu mengikuti apa yang dilakukan temannya.” Ini selaras dengan sabda Nabi. “Orang akan mengikuti kecenderungan dan sikap temannya. Oleh karenanya, perhatikan siapa temanmu.” (HR Tirmidzi).
Singkatnya, teman adalah cerminan diri. Para sufi menyebut, ruh kita itu tentara yang berbaris. Barisan yang kita pilih adalah identitas azali kita. Teman mana yang membuat kita nyaman, itu sejatinya diri kita. Karenanya, dalam Islam ditekankan pentingnya memilih teman. Jika salah pilih, tidak hanya jati diri yang hilang, tapi harga diri.
Tanpa disadari, surga dan neraka kita pun, ada andil siapa teman yang kita pilih. Nabi SAW berpesan,“Seseorang akan dikumpulkan dengan orang yang disukai,” (HR Bukhari). Menurut para ulama, pesan Nabi itu berlaku tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
Oleh: Moch Syarif Hidayatullah
Sumber: Republika
PUISI: Hai para awan
Kemana saja kau pergi?
Istana langit mencari-cari
Kumpulan awan yang meninggi
Berkepul-kepul laksana mimpi hilang sehari
Hai para awan kesinilah
Selimuti langit kami
Mentari bersinar terik sekali akhir ini
Hai para awan kesinilah
Menyatulah bersama langit
Gumpalkan dirimu
Buatlah gundukan awan yang hitam
Hai para awan dengarlah
Setelah gundukan awan hitam terjadi
Maka pecahkanlah
Lalu biarkan anak hujan membasahi tanah kami
Menyuburkan bumi, rerumputan dan pepohonan
Mengisi lagi sumur-sumur yang kekeringan
Hai para awan
Ini bukanlah penantian
Juga bukan kerinduan
Tapi ini adalah doa
Datanglah segera
Percakapan dua sahabat
Emak pernah bilang: “Terlepas dari apapun jenis pekerjaannya yang penting halal, dilakukan dengan ikhlas serta bermanfaat bagi sesama”. Terkadang aku meneteskan airmata haru kala melihat Bapak yang tiap hari pergi pagi pulang sore untuk menghidupi kebutuhan keluarga kami. Bergelut dengan alat cukur, gunting, sisir. Memotong dan merapikan rambut.
Sekali pun tak pernah aku merasa malu untuk mengakui bahwa pekerjaan Ayahku hanyalah seorang tukang cukur rambut di pasar. Apa yang mesti dimalukan? Itu adalah pekerjaan yang terhormat, kata-kata itu sudah kutanamkan kuat-kuat sejak dulu.
Aku masih ingat kata-kata Danu saat kami pulang sekolah diawal tahun pelajaran. Saat teman-teman lain mengolok-olok pekerjaan Bapak.
“Kau tak perlu berkecil hati Gus, saat mereka menertawakan pekerjaan Bapakmu. Kau harus bangga dan berbesar hati. Tak ada pekerjaan yang lebih hebat selain tukang cukur. Percayalah! Seorang Presiden pun tunduk saat tukang cukur mulai memotong rambutnya bahkan saat memegang kepalanya, dia pun tak marah”. Aku tersenyum, mengangguk setuju.
Dan kini, Bapak sudah sepantasnya berbangga hati terhadap anaknya. Karena harapan terbesarnya terkabulkan, harapan kepada anaknya agar memiliki pekerjaan yang lebih dari dirinya. Anakmu kini sudah bisa bekerja dengan tangan sendiri, mengais rizki di sela-sela kehidupan masyarakat yang pelik, dan tetap bertahan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Emak, Bapak doakan anakmu, selalu.
Sahur..sahurrr..
Alarm ponsel berdering keras, tidak hanya satu ponsel namun dua sekaligus. Suatu irama lagu yang nadanya paling kubenci, sengaja untuk mengacaukan semua mimpi malam. Itulah jurus jitu yang kupasang untuk membangunkan diriku sendiri saat sahur tiba. :D
Pukul 03:00 aku terjaga, dengan mata 5 watt berjalan lambat menuju kantin. Membawa suatu kotak makanan untuk membungkus makanan. Baiklah makanan sudah dibungkus dalam kotak. Lantas kembali lagi ke kamar.
Dan, alarm ponsel kupasang lagi untuk pukul 04:10. Mata terlelap lagi. Kupikir kuhanya memejamkan mata sekitar 30-40 menit setelah mengambil makanan dari kantin, dan TERNYATA? Waktu sudah menunjukkan pukul 05:55. Ya Tuhan!? Dan waktu SAHURKU pun LEWATLAH SUDAH. Ternyata, dua alarm ponsel ternyata tak cukup mempan untuk
membangunkan tidurku. Sungguh, terlalu!
Apa mau dikata, kemarin saya tetap menjalani ibadah puasa seperti biasa tanpa sahur. Tidak dipungkiri kala menjalani shift sore yang panjang, lelahnya badan tak bisa diungkapkan lagi. Selalu ingin cepat-cepat kembali ke kamar dan tidur sesegera mungkin. Dan pukul 01:00 dini hari itu adalah waktu yang biasa kujumpai kala pulang kerja. Ah, memang itulah nasib hidup seorang Bujang tak ada yang peduli selain diri sendiri, ”..makan, makan sendiri, tidur, tidur sendiri..” *lagu dangdut*
Walaupun tak makan sahur, walaupun tetap bekerja saat puasa namun semangat tak pernah goyah. Semoga Tuhan selalu memberikan ampunan untuk kita semua. Yang bekerja sambil berpuasa semoga pahala double. Aamiin.
Tetap semangat berpuasa hingga akhir ramadhan! ;)
Berbuka puasa
Ada banyak hal menarik saat bulan puasa seperti saat ini. Walaupun saya sudah jarang pulang ke rumah, namun acara masak-memasak sebelum acara berbuka puasa itu adalah hal menyenangkan.
Kemarin, saat libur kerja sudah kuniatkan untuk pulang ke rumah. Kangen masakan Emak. Sebetulnya bukan hanya kangen masakan Emak namun juga lebih cenderung karena ingin melepaskan lelahnya bekerja, saya putuskan saja untuk pulang segera.
Adalah “es dawet spesial” kunamai masakan itu. Sebuah hidangan berbuka puasa yang SANGAT ISTIMEWA buatan Emak. Walaupun saya laki-laki bukan berarti saya tak paham sama sekali tentang memasak. Saya sering memperhatikan Emak atau kakak perempuan saya ketika memasak, entah saat tak sengaja lewat dapur atau sekedar bantu-bantu membereskan barang di dapur. Hanya saja saya LEBIH SUKA untuk MENGHABISKAN MAKANAN daripada memasak. :D (Ssshh jangan bilang siapa-siapa)
Bahan yang dipakai mudah saja kawan, mudah dicari di pasar (apalagi saat bulan puasa) tapi disini saya tidak akan menjelaskan bagaimana cara memasaknya, :D
Bahan utamanya adalah: dawet, air santan kelapa, gula pasir, gula merah, kolang-kaling, cincau, irisan buah mangga, dan es batu. Waaah..rasanya tak akan mengecewakan! Entah bagaimana cara memasaknya, tak berapa lama setelah itu bahan yang tadinya mentah semua, sekarang sudah menjadi ES DAWET SPESIAL yang siap untuk dihidangkan.
Dan ini adalah hidangan spesial yang selalu saya tunggu-tunggu saat bulan puasa tiba. O ya, apa hidangan istimewamu saat berbuka bersama keluarga? Tentu pasti ada. Ayo mari berbagi cerita di-blog saya. Selamat berbuka puasa. :)
PUISI: Tumbuh besar
saat para anak kecil berkumpul padat
tak pandang laki atau perempuan semua lucu, berlari, bermain bagai tak punya beban
Seiring bergulirnya sang waktu
sekarang tempat itu tak lagi riuh
tak lagi terdengar orangtua yang panik
mencari-cari anaknya yang belum pulang saat maghrib
Anak kecil dulu sudah tumbuh remaja
laki dan perempuan tak lagi main bersama
laki lain perempuan lain
laki bicara ini perempuan bicara itu
tak semanis anak-anak kecil dulu
anak kecil yang tak punya rahasia
anak kecil tiap harinya selalu ceria
Menjadi besar sungguh berbeda
dan aku tak suka
Review Buku: Berjuta Rasanya
Berjuta Rasanya by Tere Liye
Pertama kali baca buku ini, ada rasa malu, senyum-senyum sendiri, kadang juga diam tertegun, berpikir. Buku ini bercerita sekaligus memberi nasihat secara langsung bagi pembacanya, dan memang semua pemikiran tentang cinta yang ditulis Tere-Liye benar adanya. Selamat membaca. Selamat bergalau-ria!
View all my reviews
PUISI: Cerita Hujan #2
Awan mengabarkan hujan
Membawa kabar basah pada tanah yang kering
Tak mengerti, gerangan apa hujan turun berlapis sinar terang
Disana mendung, disini terang
Mungkin angin telah meniup bagian demi bagian
Menyingkirkan jauh-jauh awan yang gelap
Secangkir kopi hitam tertawa riang dalam adukan tangan
Aroma yang keluar bercampur dengan jutaan riuh anak hujan
Hujan tak selalu harus berteman awan gelap
Hujan tak selalu harus dengan nada kesepian
Karena hujan selalu turun disaat tepat
Ketika pepohonan mendendangkan lagu kerinduan
Ketika dedaunan yang jatuh berbisik pelan pada rumput yang bergoyang
Dan ketika manusia tetap berjalan dibawah derasnya hujan