Pages

PUISI: Perempuan hujan

Bila awan menangis, maka jatuhlah pula airmatanya
Tangannya menengadah pada langit
Seraya berdoa dalam desah nafas yang tersisa

Tetes-tetes air membasahi wajah
Matanya terpejam mengingat sebuah wajah
Wajah rupawan yang menjadi bunga dalam tidurnya

Perempuan hujan tak suka payung
Ia membiarkan hujan mencumbui tubuhnya
Basah, tentu saja. Tapi ia suka

Ia menari sendiri disaat hujan merintih
Angin yang kencang adalah hembusan kerinduan
Guntur tak membuatnya gentar
Kelipan halilintar tak membuatnya menghindar
Setegar itukah perempuan hujan?

Perempuan hujan akhirnya kelelahan
Tubuhnya kedinginan
Pertunjukkan hujan telah usai

Lahat, 7 Februari 2013
*Ditulis di depan teras rumah, ketika hujan menggila

0 comments:

Post a Comment