“..Jangan biarkan damai ini pergi, jangan biarkan semuanya berlalu. Hanya padaMu Tuhan tempatku berteduh dari semua kepalsuan dunia..” GIGI-Damai BersamaMu
PUISI: Cerita Hujan #1
Kita tiba di ujung Juli
Ketika puluhan hari terpanggang terik mentari
Malam ini jutaan anak hujan menari-nari
Membasahi bumi
Bertumpah ria dari atas awan
Sesekali deras namun sesekali juga sayup basah terdengar
Rinai hujanmu masih seperti dulu
Tercium khas di hidungku
Langkah-langkahmu membunuh
Kesepian diri yang terlalu lama menunggu
Nafasmu segarkan nurani yang mengering
Hujan, peluklah aku dalam tarian indahmu
Bawalah aku bersama gemuruhmu
Aku ingin kau tahu, semua orang sedang merindukanmu
PUISI: Gelap
Sebagaimana malam diciptakan
Begitu pula langit biru disembunyikan
Juntaian bintang-bintang menjadi saksi bisu
Tentang harapan yang meradang
Kisah cinta yang hilang
Usah kau ceritakan pada mentari
Betapa gelapnya malam
Sudut kanan-kiri yang kelam
Terkurung dalam temaram kekecewaan
Kenapa pula mentari begitu cepat meninggalkan?
Bila senja masih setia pada awan
Dan kenapa pula senja harus kehilangan merahnya?
Bila jejak-jejak warna masih tertinggal
Disini, disudut ruang
Mata menatap seputaran
Gelap dan pengap
PUISI: Pagi
Mentari di ufuk timur
Selamat Melangkah!
“Bismillah, kupinang kau dengan box lengkap dengan bracketnya”.
Kucing Penjaga Asrama [Photo]
Bracketnya udah, tinggal cari boxnya.
Ceritanya begini, saya survey kesana-kesini, googling, tanya temen sesama anggota BYONIC tentang bracket yang bagus dan cocok dengan si-pacar. Didapatlah rekomendasi bracketnya.
Awalnya sih temen-temen rekomendasi-in bracket yang fix (tanpa geser) katanya biar lebih kuat, tapi kekurangannya kalo lagi bawa motor sendirian maka bagian belakang terlalu terbebani, alhasil keseimbangan saat berkendara berkurang.
Lalu, ada juga temen yang rekomendasi-in untuk pake bracket slide (bisa geser), keuntungannya bracket slide bisa diatur, kalo lagi boncengan bracket bisa digeser belakang biar tempat duduknya muat sementara kalo lagi sendirian bracketnya bisa dimajuin ke depan sehingga keseimbangan saat berkendara bisa terjaga dengan baik.
Ditinjau dari segi desain, bracket KUCAY home made ini lumayan kuat, dilihat dari bekas las dan rangkanya. Untuk pemasangannya juga cukup mudah. Saya malah pasang sendiri di rumah.
Nih, saya kasih foto penampakan si-pacar saat dipasangin bracket slide. =)
1. Bracket kucay slide (baru buka bungkus nih!)
Nah, kalo bracketnya udah, tinggal cari boxnya. Duh, saya harus bolak-balik lagi nih ke kota bari buat cari boxt si-pacar. Tapi tak apalah, sekedar bolak-balik dari kota nanas ke kota bari tak masalah. Jika kau peduli maka perjuangankanlah. ;)
Call Me “OM”
Little Braver
I grow farther away from my dreams
I try changing the direction I walk, spinning around
I found it in my childhood days
I’ll bring along my individuality, trapped in the deep darkness and completely scared
And for some reason, I yawn
Let’s go search for the next door at the sky’s yonder
The wind blows in the great, sunny sky
Because you’re me and we’re always together, believe in your individuality
Are they for advancing on the steep road?
If that’s so, then certainly someday
I’ll grasp the trophy known as glory!
But it’s something amazing, filled with ambition
Light shines into the darkness I was trapped in and it vanishes like daybreak
Let’s go see the end of our journey
Dialah “pacar” saya.
PUISI: Sejuta Rindu
kita lekat bagai api dan kayu
bersama menyala, saling menghangatkan
Pernah ada waktu-waktu dalam ikatan ini
kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
merasa menghias langit, menyuburkan bumi,
dan melukis pelangi namun secara tak sadar, kita saling meniadai
Di satu titik lalu sejenak kita berhenti,
menyadari mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman
bahkan saling nasehatpun tak lain bagai dua lilin
saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api
Kubaca cendikiawan Dinasti Ming, Feng Meng Long
menuliskan sebaitnya dalam ‘Yushi Mingyan’;
“Bungapun layu jika berlebih diberi rawatan
willow tumbuh subur meski diabaikan”
Maka kitapun menjaga jarak dan mengikuti nasihat ‘Ali
“Berkunjunglah hanya sekali-sekali, dengan itu cinta bersemi”
Padahal saat itu, kau sedang dalam kesulitan
seperti katamu, kau sedang ingin sendirian
maka seolah aku telah membiarkan
dirimu merasakan kepahitan menderita sendiri, getir dalam sunyi
ataukah memang sejak dulu begitulah aku?
Dan sekarang aku merasa bersalah lagi
seolah hadirku kini cuma untuk menegur
hanya mengajukan keberatan, bahkan menyalahkan
bukan lagi penguatan, bukan lagi uluran tangan
kurasa uluran tanganku yang dulupun
membuat kita hanya berputar-putar di kubangan kesalahan
Kita terdiam menatap senja,
di kotamu dan kotaku dalam rinai gerimis,
senja kelabu berselimut jingga
Hening menyusup, hening yang tak berani bersandar pada apapun
khayalanmu dan khayalanku terbang mengembara
ada yang bersatu, ada yang membeku
Namun aku senang bisa mengatakannya
saat ini jutaan rindu kuungkap dalam kalimat
menjadi paragraph-paragraph tak menentu
Aku rasa, kita tak dapat menafikan batas yang membentang
dimana jarak membingkai waktu
membuat kita sadar bahwa pada akhirnya, dalam hening kita berkata:
Biarlah..biarlah, kita menyelusup setiap serpihan sunyi
dan menikmatinya, tak henti, hingga lelap
tanpa tatap, tanpa ratap.
“Tentang Mug”
Setelah aksiden itu akhirnya saya cari-cari mug yang unik, akhirnya didapatlah sebuah mug baru, mug kedua. Warna kuning kecoklatan dengan pola garis-garis. Namun mug kedua tak cukup bertahan lama, tangan yang suka mencak-mencak secara tak sengaja menyenggol mug yang berada diujung meja, alhasil mug terjatuh dan duaaaarrr..pecah berantakan. -_-“
Dan minggu lalu, saat berada di sebuah Mall, dibilangan Palembang. Saya cari-cari lagi mug, dan ketemulah dengan mug unik, ukurannya agak lebih besar dari kedua mug sebelumnya. Motifnya sederhana, ada banyak tulisan dari berbagai bahasa yang artinya “Terima kasih”, warnanya juga kuning kecoklatan. Mug ini akhirnya berhasil menarik perhatian saya, saya ambil dan segera menuju kasir. :)
Segelas kopi atau hangatnya coklat serasi sekali saat bersanding dengan mug baru, memegang gagang mug lalu mulai menyeruput bagian demi bagian. Alright guys, yang punya mug favorit mari kita berbagi cerita di-blog sederhana saya ini. Terima kasih. :)
Ini mug saya, mana mug-mu?